pos giv

Musibah menjadi kenikmatan

Diposting oleh Unknown | 20.41 | | 0 komentar »

Imam Abu Hanifah pernah berkata dalam sebuah mau’dzahnya.
“INNA FI HADIHID DUNIYA JANNAH FAMAN LAM YADKHULHA FID DUNIYA LAM               YADKHUL FIL AKHERAT.
(sesungguhnya di dunia ini ada surga, siapa yang tidak memasukinya di dunia maka ia tidak akan memasukinya di akherat)
Surga adalah simbol kenikmatan dalam segala hal..selayaknyalah bagi orang yang beriman seperti apa yang di gambarkan oleh yang mulia baginda nabi
“aku kagum terhadap perkara orang yang beriman, bila  mendapat musibah ia bersabar itu baik dan berpahala baginya, dan bila mendapat kenikmatan ia bersyukur juga baik bagi dirinya (al-hadits)
Kita tentu pernah jatuh cinta,.. cinta membuat semua yang kita lihat dan rasa terasa begitu  indah, baik menyenangkan maupun menyakitkan (secara fisik )semua terukir menjadi cerita manis .
Begitu semestinya seorang mukmin yang cinta kepada Allah..
Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah (QS 2;165)
Bila kita cinta kepada Allah tentu Allah pun cinta kepada kita , cinta itulah yang semestinya melahirkan saling ridha/senang, tentunya rasa itu harus keluar secara tulus sebagai wujud dari keyakinan kita akan janjinya, lantaran  Allah di atas segalanya dan Maha tahu apa yang terbaik untuk kita, itulah sebabnya terkadang ridha Allah ditampakkan berupa musibah yang memerlukan stock kesabaran yang no limetid . sampai akhirnya dikemudian hari kita dapat memetik hikmahnya.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS 2;216).
Nabi Ayyub tak pernah meminta agar penyakitnya di cabut, tapi yang ia minta agar diberi kesabaran yang cukup, agar dapat merasakan perhatian Allah dalam bentuk musibah yang ia alami,karena ia yakin kesabarannya akan membuahkan kemenangan dan pahala yang besar.
Kesimpulannya (menurut Imam Abu Hanifah) bila musibah yang kita alami berbeda cara menyikapinya dengan kenikmatan, yakni berburuk sangka kepada Allah, maka jangan mengharap surga akherat.
Wassalam...

Benarkah semua agama sama ?

Diposting oleh Unknown | 00.14 | | 0 komentar »

Semua agama sama
Semua agama mengajarkan rachmat (kasih sayang.)
Itulah yang disebut pluralisme agama menyamakan semua agama...yang telah difatwakan sesat oleh MUI.
Pertanyaannya di mana kesamaannya ? ..konsep teologinya saja berbeda..jika konteksnya hanya saling menyayangi betul dalam teori, meski  jauh dari realitasnya....
Sudah dimaklumi di mana Islam mayoritas maka penganut agama lain dapat hidup tenang, bahkan meski ngelunjak sekalipun.. tapi tengoklah di India, Kasmir menjadi bulan-bulanan .juga Muslim Rohingya di Myanmar .. tidak usah jauh jauh kesana... di negeri sendiri tirani minoritas amat terasa ini saya alami ketika menghadapi para misionaris Kristen
Sebagai Muslim kita seperti tidak punya ‘ezzah (harga diri) karena tidak adanya sifat Wala’ (loyalitas ) dan Barra’ (pelepasan diri dari hal yang di benci Allah) dengan alasan karena kita tinggal di Indonesia buka Arab..padahal dulu Rasulullah menanamkan wala’ dan bara, pada sahabatnya saat pengikutnya bisa dihitung dengan jari di Darul Arqam.. dan Mekkah sama sekali bukan negara Islam pada waktu itu.
Kalau semua agama bagus itu betul... tapi kalau semua agama benar ,itu SALAH!..ini bukan egois tapi sebagai bentuk loyalitas kita sebagi Muslim.. yang masih mengimani al-Qur,an
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (QS 3:19)
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS 3:85)..
Namun begitu, bukan berarti karena kita mayoritas dan mempunya agama yang syamil dan kamil lalu mencaci da merendahkan pemeluk agama lain, justru mereka adalah ladang dakwah yang harus kita tunjukkan adalah keluhuran budi dan akhlak agar mereka simpatik tidak antipati.