pos giv

Untuk para Istri

Diposting oleh Unknown | 22.41 | | 0 komentar »
Cukup melelahkan perjalanan dari rumahku ke rumah orang tua dalam rangka silaturrachim, tapi al hamdulilah lelah dan penat dapat terobati saat bertemu dan melihat mereka dalam keadaan sehat wal afiat, sebenarnya tidak jauh namun karena kondisi perut ini yang sedang hamil tua rasanya dari Cilincing ke Bekasi terasa sangat jauh.

Dalam perjalanan menggunakan sepeda motor ada sebuah inspirasi untuk menulis catatan ini ,yakni kondisi jalan, rusak dan berlobang , yang menjadi ciri khas jalanan DKI daerah pinggiran, lebih parah lagi saat kondisi hujan seperti kubangan kerbau..tidak salah kalau gubernur DKI pada sebuah harian ibu kota (pos kota) menyatakan, menurut sumber dari polda Metro jaya bagian lalu lintas, setiap hati setidaknya 28 nyawa melayang di jalanan, “Naudzu billah.

Adakah yang terpikir dalam benak kita sebagai seorang istri dengan hal itu ?.. 

suami-suami kita setiap hari pulang dan berangkat kerja melewati jalanan itu, mereka berpacu untuk bisa cepat sampai di tempat kerja, kalau di hitung-hitung secara matematis bila mereka memaju laju kendaraan 50 km per jam saja berarti satu detik sekitar 13 meter, bagaimana jika dalam satu detik itu mereka tak sadar tertidur, atau kehilangan kendali, ya Allah !... 


mengingat ini, teringat si Aby yang tak pernah se haripun absen berada di jalanan, ya Allah !..lindungi kami dari hal yang kami takutkan dan tidak kami harapkan kejadiannya.

Ada sebuah survei yang pernah di terangkan oleh seorang Ustadz saat mengisi Taklim di Majlis suamiku tentang kondisi psikologis seorang suami yang di lepas dengan ciuman dan kata-kata mesra dari sang istri saat berangkat bekerja, dan suami yang di lepas berangkat kerja dalam keadaan kondisi pikiran kacau karena ada problem dan rasa curiga dari sang istri. Hasilnya, ternyata seorang suami yg di lepas dengan ciuman dapat mengendarai kendaraannya dengan fokus dan rilex , adapun suami yang di lepas dalam keadaan emosi cenderung mengendarai kendaraannya dengan emosi dan tidak sabaran.

Bila hal ke dua yang terjadi, pernahkah kita memikirkan kondisi mereka saat berkendaraan ?...teringat dengan cerita salah seorang kerabat yang bertengkar dengan suaminya , dan sebelum sempat meminta maaf, sang suami mendadak di panggil yang Maha Kuasa untuk selama-lamanya,. Tak dapat dilukiskan penyesalannya sang istri,. Kata maaf pun tiada guna lagi saat diucapkan dengan isakan tangis di sisi suami yang telah terbujur kaku.

Untuk para Istri !. dengan sedikit catatan ini, moga memberi makna,. Bagaimana suami kepada kita !. tergantung bagaimana kita kepada suami..