pos giv

Beradaptasi dengan dosa.

Diposting oleh Unknown | 01.12 | | 0 komentar »


Dalam sebuah hadits,.. salah seorang sahabat bertanya kepada rasulullah,. MA HUWAL ISMU “apakah dosa itu ? rasulullah menjawab “ AL ISMU MA HAKA FI SHADRIKA WA KARIHTA AN YATTALIA’ANNAS U“ dosa ialah sesuatu yang menggelisahkan hatimu dan kamu tidak suka orang lain melihatnya. HR Muslim.

Maksud hadits di atas ialah suatu perbuata yang apabila terlihat atau diketahui oleh orang lain kita akan merasa malu, kenapa ? karena dosa itu ialah aib, cela dan durhaka. , namun masalahnya hadits di atas merupakan ciri adanya ke imanan dalam hat,i tentunya mafum mukhalafah atau kebalikannya bila perbuatan dosa itu tak lagi menjadi tabu maka di mana iman itu,lalu bagaimana kalau suatu perbuatan dosa menjadi hal yang biasa, biasa saja seolah hal biasa.

Penyebab hilangnya sensitivitas kita terhadap dosa ialah karena 2 hal.
Pertama, terlalu seringnya kita berbuat dosa hingga yang pada asalnya kita merasa malu baik kpd Allah maupun kpd sesama manusia, namun karena kita membiarkan hal tersebut berlangsung lama tanpa ada niat untuk kita memperbaikinya maka hal tersebut menjadi hal biasa, biasa,. seolah kita tak berbuat salah lalu perasaan bersalah tak lagi ada, seperti saat anda masuk ke pasar yang kotor, bau,bau busuk , bau anyir bahkan bau bangkai, namun tunggulah beberapa saat hidung kita akan mulai beradaptasi dengan bebauan tadi, lalu yang terjadi bau tadi tak tercium lagi, semua seakan berlalu hilang, namun yg terjadi sebenarnya tidak begitu, bau itu tetap hanya hidung kita yang sudah bisa menyesuaikan diri.

Kedua,. Terlalu seringnya hal hal tabu yang tidak pantas diperlihatkan, baik melalui audio visual , cetak maupun maya (internet), berupa gambar maupun bacaan baik itu bergerak maupun diam yang pada asalnya tabu, untuk dilihat , tabu untuk di baca dan di dengar baik karena mengandung unsur porno maupun sadisme, tapi karena berulang ulang dan terus berulang ditayangkan maka lama kelamaan hal itu tidak aneh lagi bahkan kita bisa berkata “ah ! itu biasa,.. naudzu billah, biasa,.. biasa dengan dosa,, biasa dengan cela, biasa dengan aib,..hati kita kehilangan rasa sensitiv,. Tak sensitiv lagi dgn dosa seiring hilangnya ke Imanan,…
Sebenarnya dua hal di atas dapat dicegah manakala nahi mungkar dapat seiring sejalan atau seimbang dengan amar ma’ruf.

Islam sebagai sebuah Agama dakwah boleh dikata mempunyai lembaga yang cukup dalam hal Amar makruf, mulai dari sekolah, majlis taklim, pengajian dll. Namun manakala nahi mungkar tidak berjalan maka tak ubahnya haq yang disampaikan ibarat menyiramkan air ke daun talas, basah, namun hanya selayang pandang, menjadi butiran bergulir lalu jatuh, adapun sisanya hilang tak membekas ,nah !.untuk menjalankan nahi mungkar itulah diperlukan adanya power atau kekuatan yang menopang dan membecup , dan itu “TIDAK DIMILIKI OLEH UMAT ISLAM, adapun yang ada existensinya selalu menjadi seteru bagi pihak penguasa semacam FPI (Front Pembela Islam), maka untuk hal nahi mungkar itulah perlu menjadi perhatian setiap individu muslim, sebagaimana yang Allah firmankan,.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS 66;6)

Rasulullah juga berpesan.

لا يؤمن احدكم حتى يكون هواه تبعا لما جئت به

“ Tidak beriman seseorang sehingga hawa nafsunya tunduk, ikut kpd apa yang aku bawa,. Al-Hadits.




Ada apa dengan doa kita

Diposting oleh Unknown | 00.37 | | 0 komentar »

Doa merupakan wujud ketergantungan seorang hamba dengan penciptanya, namun terkadang kita tidak mampu mengukur diri, dalam istilah lain, melihat mahqam atau kedudukannya di sisi Allah, kita kecewa saat doa tak juga terbalas, tanpa mencoba muhasabah mengapa doa kita tak lagi menjadi senjata, kita ingin doa kita instan,..padahal ada hal Allah yang kita abaikan…

Dalam sebuah hikayat atau cerita dikisahkan tentang perjalanan seorang ahli ibadah yang bernama IBRAHIM BIN ADHAM, ketika sampai di pasar Bashrah, beliau dikerumuni banyak orang,, yang bertanya tentang doa doa mereka yg tak pernah terkabul,, lalu Ibrahim bin Adham menjelaskan sebab sebabnya ketika salah seorang di antara mereka bertanya, “ya Abu Ishak ada apa dgn doa kami,kami berdoa tapi tak juga di ijabah,. Maka beliau menjawab “ karena hati kalian mati dari 10 (sepuluh ) hal.

1. Kalian mengenal Allah tapi kalian tidak menunaikan hak (perintah)Nya.
2. Kalian mengaku mencintai rasulullah tapi kalian meninggalkan sunnahnya.
3. Kalian membaca al-Qur,an tapi tidakmengamalkannya.
4. Kalian makan nikmat Allah tapi kalian tidak mensyukurinya.
5. Kalian mengakui setan adalah musuh dan akan menyesatkan kalian dr jalan Allah tapi kalian tidakmenegingkarinya.
6. Kalian tahu surga itu hak/benar tapi kalian tidak beramal untuk memasukinya.
7. Kalian tahu neraka itu hak/benar tapi kalian berbuat sesuatu yg medekatinya.
8. Kalian tahu kematian itu pasti, tapi kalian tidak bersiap siap untuk menghadapinya.
9. Kalian sibuk dengan aib orang lain tapi kalian lupakan aib kalian sendiri.
10. Kalian mengubur orang yg mati di antara namun kalian tak mengambilpelajaran darinya,..

(diterjemahkan dari kitab al-majalisus saniah , sarah hadits arba’en an Nawawi he. he. he dibantu oleh suami)

Disebutkan dalam sebuah kisah tentang seorang laki laki yang melakukan perjalanan jauh (padahal diantara doa yang makbul ialah doa yg dilakukan oleh musafir)karena jauh perlanannya rambutnya sampai kusut penuh debu, lalu ia menadahkan tangannya dan berdoa “ya rabbi,.. ya rabbi,.. sedangkan makanannya haram, pakaiannya haram dan kenyang dari barang yang haram, maka bagaimana akan diterima doanya ?..

Kisah kitabiah

Diposting oleh Unknown | 00.48 | | 0 komentar »

Seorang wanita datang mengadu kepada nabi Musa, dia menceriterakan bahwa ia telah berzina lalu hamil, setelah melahirkan karena malu lalu ia membunuh anaknya, ia minta supaya nabi Musa mau memohonkan ampunkepada Allah atas dosa dosanya, namun ternyata nabi Musa bukan memohonkan ampun kpd Allah tapi ia sangat marah, dengan segera ia mengusir wanita tadi “pergilah kamu!..tdk ada ampunan untukmu, dosamu berlipat ganda,.aku tidak mau rumahku menjadi sial lantaran perbuatanmu
Dengan perasaan sedih dan bersalah, wanita tadi meninggalkan kediaman nabi Musa, dalam hati ia berguman, “ya Allah kpd siapa lagi aku minta tolong untuk didoakan, memang dosaku sangat besar , nabiMU saja tidak mau membantuku apalagi yang lainnya.

Tidak lama berselang nabi Musa didatangi oleh malaikat, dan malaikat berkata “mengapa kamu mengusir wanita tadi ? bukankan Allah itu maha pengampun, dan anpunan serta rachmat Allah jauh lebih luas dari pada dosa wanita tadi,. Hai Musa !.. tahukah kamu ada dosa yang lebihg besar dari yang dilakukan wanita tadi ? ,.. nabi Musa terkejut,. Wahai Jibril !.. apa ada dosa yang lebih besar dari yang dilakukan wanita itu ?, Jibril menjawab.. ada “ yaitu ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT DENGAN SENGAJA,..

Bila kita kaji dan dalami semua perintah Allah, maka kita kan mendapatkan, hanya shalatlah yang perintah pelaksanaannya, melalui peristiwa besar, bahkan mu’jizat , yaitu dalam bentuk panggilan langsung Allah kpd rasulullah SAW. Yang kita kenal dengan Isra’ dan Mi’raj,
Isra’ dan Mi’raj suatu peristiwa diluar kemampuan logika manusia, Isra’ dan Mi’raj bukan wilayah logika atau akal tapi wilayah Iman , itulah sebabnya pagi harinya ketika rasulullah SAW menceriterakan hal tersebut, Umat Islam terpecah menjadi dua golongan, golongan pertama orang yang masih labil keimanannya kembali menjadi kafir,. Dan golongan kedua, orang Islam yang sudah mantap keimanannya menjadi semakin yakin akan kerasulan nabi Muhammad.

Lalu pantaskah kita meremehkan shalat, Rasulullah SAW. Dijamun masuk surga, dosanya yang telah lalu dan yang akan datang bila memang terjadi sudah Allah ampuni, namun yang kita ketahui dalam sejarah hidup beliau, “kaki yang Mulia sampai bengkak karena lama dalam shalat baik berdiri maupun sujudnya, hingga Aisyah pernah menegurnya,..namun rasulullah menjawab, tak inginkah engkau melihatku sebagai ‘ABDAN MASKURAN,.. (hamba yang bersyukur),

Shalat bagian 2

Diposting oleh Unknown | 15.46 | | 0 komentar »

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan,(QS 19;59)
Dalam tafsir Ibnu Katsir (cetakan Qairo Mesir )jilid 3 halaman 133 di jelaskan “ para ulama berselisih tentang kalimat ADHA’U, sebagian berpendapat meninggalkan keseluruhannya, namun yg termasyhur mayoritas kalangan ulama sebagaimana pendapat imam Achmat dari ucapan Syafi’e , bahwa meninggalkan shalat sebagaimana hadits yg artinya,
“pembeda seorang Muslim dan musyrik adalah meningalkan shaalat, adapun hadits yang lain, yang artinya “janji yg membedakan kami dgn orang kafir ialah shalat, maka siapa yg meninggalkannya berarti ia kafir,.

Ibnu Katsir menjelaskan tiada pertengahan diantara keduanya

Saat masih aktif dalam tarbiyah, morabbiku sering mengistilahkan bagi orang yg meninggalkan shalat adalah generasi 1959, mungkin maksudnya adalah surat dan ayat di atas (QS.19.59)
Sejak kapan shalat di wajibkan ? shalat di wajibkan sejak seorang hamba mencapai usia
Mukhallaf atau baligh, yang ditandai keluarnya darah haid bagi wanita dan mimpi basah bagi laki laki, rasulullah bersabda. “ ajari anakmu shalat bila umur 7 thn dan pukullah bila umur 10 thn belum shalat. (al-hadits) umur 10 thn adalah usia umum bagi seorang anak baik laki maupun perempuan memasuki usia baligh, dan sejak saat itulah amal baik dan buruk seorang anak menjadi tanggungannya sendiri.
Shalat mempunyai fungsi yg dapat mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar, sebagaimana firman Nya QS 29;45 (keji bentuknya ucapan dan munkar bentuknya perbuata) tentunya di harapkan orang yang shalat mampu mengendalikan keduanya, yaitu perbuatan dan ucapan yang mana dosa atau maksiat adalah akibat dari ketikmampuan kita menjaga keduanya, namun pertanyaannya betapa banyak org yg shalat namun shalatnya tk membawa pengaruh dalam sikaf dan kata katanya.? Jawabannya sebagaimana yg Allah jelaskan dalam surat al-Ma’un “ celakalah org yg shalat, yaitu yg lalai dlm shalatnya, QS 107;4/5. ;LALAI ,Boleh jadi yg dimaksud org yg shalat tapi hanya sekedar gugur kewajiban, dalam pengertian yg lebih mudah, nilai shalatnya tidak dijadikan acuan dan berkata dan berbuat.
Shalat bagaikan sebuah meniatur kehidupan symbol dalam berpakaian, dalam bersikap, dalam bertutur ucap, bahkan berdiri rukuk dan sujud bagaikan gambaran kehidupan.

Shalat yang di awali dgn takbir mempunyai makna mengagungkan Allah , adapun salam mempunyai makna penyebaran kasih sayang kepada sesame manusia, itulah mungkin sebabnya, perintah shalat selalu bergandengan dengan perintah Zakat. AQIMUSH SHALAT WA ATUZH ZHAKAT “dirikan shalat dan tunaikan zhakat.

(bersambung lagi, kalau gak lupa,…)