pos giv

Cinta Allah

Diposting oleh Unknown | 01.23 | | 0 komentar »

Cinta
Siapa pun kita pasti pernah /akan merasakan muda, masa di mana perasaan cinta kepada lawan jenis juga terjadi pada masa itu, Dan disaat pertama kali kita mengenal cinta atau jatuh cinta kepada lawan jenis, masa itulah rasanya masa yang paling indah dalam kehidupan kita, suatu masa di mana keindahannya tak dapat terukir oleh untaian kata-kata  baik secara majazi maupun hakiki .
Banyak ungkapan yang kadang tidak realistis untuk mengungkapkan keindahan itu, tapi apa mau di kata akal sehat telah tertutupi oleh perasaan yang namanya cinta, mungkin itulah yang disebut dengan mabuk cinta.
Mabuk, dalam istilah Fiqih, ialah rasa senang yang berlebihan di iringi berkurangnya fungsi akal, begitulah yang akan terjadi manakala kita sedang jatuh cinta, akal yang sehat tertutup oleh perasaan .
Tapi tunggu dulu, separah itukah keadaan orang yang mabuk cinta ?
Tergantung bagaimana latar belakang cinta itu tumbuh, seorang Muslim atau Muslimah yang taat tentu akan melatarbelakangi cinta kepada lawan jenisnya dengan sesuatu yang diridhai oleh Allah, bukan pada PANDANGAN PERTAMA, sebab istilah jatuh cinta pada pandangan pertama, biasanya karena keelokan  atau ketampanan  lawan jenis, namun boleh jadi seorang Ikhwan atau Akhwat jatuh cinta pada PENILAIAN PERTAMA, karena kesopanan dalam bicara dan kesantunan dalam bersikap.
Seorang ulama Jawa yang terkenal dgn kitabnya (Nasaehul ebad)  dalah suatu makalahnya membawakan hadits Rasulullah yang berbunyi
“Cinta yang benar ada tiga tempat 1. Memilih ucapan kekasihnya dari pada ucapan yang lainnya 2. Memilih Majelis kekasihnya dari Majelis yang lainnya 3. Memilih ridha kekasihnya  dari ridha yang lainnya.
Siapa kekasih itu ? kekasih orang beriman adalah Allah .
Artinya , seorang mukmin, ucapannya selalu dalam bingkai kitabullah , majelis yang dipilihnya adalah majelis Allah , dan semua perbuatannya selalu dalam ridha Allah.
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS 2;165)
Wallahu a’lam.

Shalat Dhuha

Diposting oleh Unknown | 19.15 | | 0 komentar »
Shalat Dhuha.
Siapa yang shalat Dhuha 2 rakaat tidak ditulis sebagai orang yang lalai
Siapa yang shalat Dhuha 4 rakaat di tulis sebagai ahli ibadah
Siapa yang shalat Dhuha 6 rakaat akan dicukup pada hari Kiamat
Siapa yang shalat Dhuha 8 rakaat akan di tulis sebagai orang yang khusu
Siapa yang shalat Dhuha 12 rakaat akan dibangunkan sebuah Kisra/Istana atau kerajaan di surga
(HR Tabrani dari Abu Darda secara Marfu)
“sumber , Sarah bulughul maram fi Ibanatul ahkam juz 1 bab salat Sunnah hal 531.
Shalat Dhuha dari segi waktunya antara jam 7.30 s/d jam 11.00 dari segi rakaatnya antara  2,4, 6,8 dan 12 rakaat adapun dari segi kemanfaatannya untuk memohon rizeki (ini dilihat dari redaksi doanya)
Bagi rekan yang  dari pagi s/d siang ada dirumah kenapa tidak, untuk kita jalankan Shalat ini, yang mempunyai beberapa pilihan dalam rakaatnya sesuai dengan kemampuan kita.
Bagi rekan yang mempunyai usaha sendiri, baik online maupun ofline kemungkinan besar diwaktu-waktu tersebut ada di rumah kan ?
Saya ingat nasihat ustad saya dulu, “kalau kita ingin bebas dalam ibadah dapat menentukan sekehendak hati kita, carilah usaha yang tidak mengikat, tidurlah sebentar di siang hari agar kita dapat bangun malam, berniagalah karena rizeki Allah sebagian besar ada di perniagaan, rizeki kita tidak ditakar dengan gaji, kita dapat libur tanpa perlu minta cuti, mungkin ini nilai plus dalam berniaga.
Namun bagi yang karyawan, anda tidak perlu dipusingkan dengan harga barang yang fluktuatif , hutang dari pelanggan yang tidak jelas kapan bayarnya, lokasi yang tidak strategis, persaingan yang tidak sehat dan hal hal lainnya, anda dapat khusus dan konsen dalam ibadah sebab semua problem tidak mempengaruhi insentif anda.
Mau pilih yang mana ?
Terserah keduanya yang penting halal, Rasul pernah jadi pekerja dari sebagai penggembala ternak milik orang Quraisy, maupun manajer kabilah dagang milik Siti Khadijah.
Tidak ada pekerjaan yang hina saat kita melakukan dengan penuh keikhlasan, bahkan kecelakaan kerja dari pekerjaan yang halal dinilai sebagai syahid, meski tak setinggi Syahid pada perang fi sabilillah.

Menata emosi kita

Diposting oleh Unknown | 03.33 | | 0 komentar »
“AKu kagum terhadap perkara orang beriman, bila ia tertimpa musibah lalu bersabar, maka itu baik dan berpahala, dan bila mendapat nikmat ia bersyukur juga baik dan berpahala baginya (AL-Hadits) “

Pasti sobat ingat bahkan hafal redaksi hadits di atas, namun sedikit kita yang mau merenungi secara lebih dalam akan maksud lain yang terkandung di dalamnya.

Makna lain yang dapat saya tangkap dari hadits tersebut  , dua hal yang sering kita alami  dalam hidup  baik bahagia, senang ataupun  susah adalah romantika kehidupan, yang semuanya akan menjadi pengalaman yang cukup berharga , yang saya maksud berharga , yakni kesulitan-kesulitan yang kita alami akan membuat kita menjadi pandai dalam mencari solusi atau jalan keluar pada saat kali yang lain kita mendapat sesuatu musibah, adapun kebahagiaan-kebahagiaan yang kita alami merupakan aset, untuk kita kenang saat susah, namun demikian bukan saya mengesampingkan sabar dan syukur, namun susah dan senang, atau suka dan duka akan mendidik kita untuk dapat hidup cerdas secara emosional, dalam makna kita tidak gampang mengeluh apalagi menyerah pada keadaan. Dalam sebuah ayatnya Allah berfirman.

5. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS 94;5/6)

Dalam redaksi ayat di atas terkesan seperti ada ungkapan yang cenderung mubazir, karena diulang ulang, benarkah ?, pengulangan kalam dalam bahasa Arab sebenarnya menunjukkan beberapa maksud di antaranya adalah penegasan , adapun bila kita mau kritis terhadap susunan kalimatnya, kalimat Al-“usri (artinya kesulitan) yang menggunakan AL (alif lam) bermakna khas atau khusus (ma’rifat) sedangkan “Yusran (artinya kemudahan) maknanya adalah umum atau lazim dalam qaidah bahasa di sebut “nakirah, yakni umum, dari ini saja kita dapat pahami umum yang artinya banyak, dan khusus yang artinya sedikit , ayat tersebut telah memberi makna yang mudah kita pahami, yakni “Betapa banyak kemudahan yang kita peroleh dari pada kesulitan yang kita derita.

Hanya saja terkadang kita mendramatisir kesulitan yang kita peroleh sedemikian rupa, yang pada akhirnya akan membuat kita merasa sulit dengan berbagai macam andai-andai dalam pikiran kita, yang puncaknya boleh jadi pikiran kita akan membentuk sesuatu kesimpulan , bahwa “Allah telah dzalim kepada kita, naudzu billah.

Sebenarnya kita bisa belajar dari sebuah hikmah , yang insya Allah akan menghantarkan kesadaran kita kepada sesuatu keyakinan, yakni “sunnahnya bacaan BASMALAH , anjuran ini bukanlah tanpa makna selain membaca Basmalah berpahala, pada sisi yang lain juga mengingatkan kita akan bantuan atau pemberian Allah, yang lebih awal dari sayang Nya.

“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS 2;286)


Allah tidak akan pernah ingkar janji hanya saja kesadaran tertinggi kitalah yang merasa , betapa Allah itu Maha benar dengan segala janjinya.