pos giv

Menata emosi kita

Diposting oleh Unknown | 03.33 | | 0 komentar »
“AKu kagum terhadap perkara orang beriman, bila ia tertimpa musibah lalu bersabar, maka itu baik dan berpahala, dan bila mendapat nikmat ia bersyukur juga baik dan berpahala baginya (AL-Hadits) “

Pasti sobat ingat bahkan hafal redaksi hadits di atas, namun sedikit kita yang mau merenungi secara lebih dalam akan maksud lain yang terkandung di dalamnya.

Makna lain yang dapat saya tangkap dari hadits tersebut  , dua hal yang sering kita alami  dalam hidup  baik bahagia, senang ataupun  susah adalah romantika kehidupan, yang semuanya akan menjadi pengalaman yang cukup berharga , yang saya maksud berharga , yakni kesulitan-kesulitan yang kita alami akan membuat kita menjadi pandai dalam mencari solusi atau jalan keluar pada saat kali yang lain kita mendapat sesuatu musibah, adapun kebahagiaan-kebahagiaan yang kita alami merupakan aset, untuk kita kenang saat susah, namun demikian bukan saya mengesampingkan sabar dan syukur, namun susah dan senang, atau suka dan duka akan mendidik kita untuk dapat hidup cerdas secara emosional, dalam makna kita tidak gampang mengeluh apalagi menyerah pada keadaan. Dalam sebuah ayatnya Allah berfirman.

5. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS 94;5/6)

Dalam redaksi ayat di atas terkesan seperti ada ungkapan yang cenderung mubazir, karena diulang ulang, benarkah ?, pengulangan kalam dalam bahasa Arab sebenarnya menunjukkan beberapa maksud di antaranya adalah penegasan , adapun bila kita mau kritis terhadap susunan kalimatnya, kalimat Al-“usri (artinya kesulitan) yang menggunakan AL (alif lam) bermakna khas atau khusus (ma’rifat) sedangkan “Yusran (artinya kemudahan) maknanya adalah umum atau lazim dalam qaidah bahasa di sebut “nakirah, yakni umum, dari ini saja kita dapat pahami umum yang artinya banyak, dan khusus yang artinya sedikit , ayat tersebut telah memberi makna yang mudah kita pahami, yakni “Betapa banyak kemudahan yang kita peroleh dari pada kesulitan yang kita derita.

Hanya saja terkadang kita mendramatisir kesulitan yang kita peroleh sedemikian rupa, yang pada akhirnya akan membuat kita merasa sulit dengan berbagai macam andai-andai dalam pikiran kita, yang puncaknya boleh jadi pikiran kita akan membentuk sesuatu kesimpulan , bahwa “Allah telah dzalim kepada kita, naudzu billah.

Sebenarnya kita bisa belajar dari sebuah hikmah , yang insya Allah akan menghantarkan kesadaran kita kepada sesuatu keyakinan, yakni “sunnahnya bacaan BASMALAH , anjuran ini bukanlah tanpa makna selain membaca Basmalah berpahala, pada sisi yang lain juga mengingatkan kita akan bantuan atau pemberian Allah, yang lebih awal dari sayang Nya.

“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS 2;286)


Allah tidak akan pernah ingkar janji hanya saja kesadaran tertinggi kitalah yang merasa , betapa Allah itu Maha benar dengan segala janjinya.



Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar

Posting Komentar

Sampaikan komentar anda di bawah ini