pos giv

Renungan akhir tahun

Diposting oleh Unknown | 08.35 | | 0 komentar »


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS 59;18)

Miris, hanya bisa mengurut dada malam pergantian tahun kini menambah istilah barunya, yakni “malam muda-mudi, ada kesan , indikasi seakan malam pergantian tahun sudah legal, boleh bagi muda mudi, meski tanpa ikatan sah mereguk berjuta kenikmatan tanpa batas, baik moral, etika bahkan norma agama.

Malam pergantian tahun, seakan sudah harus dimaklumi oleh orang tua saat sang buah hati, putri ataupun putranya pergi tanpa harus ditanya ke mana tujuannya, bersama siapa, apa acaranya dan kapan pulangnya. Bahkan juga harus dimaklumi oleh para Ustadz, guru ngaji, kalau malam itu Taklim, pengajian suka rela atau terpaksa harus libur, bukan lantaran akhir tahun tapi karena para jamaah dan santri banyak yang alpa tanpa ijin, hanya untuk menyambut pergantian tahun yang waktunya masih jam 00, tapi persiapan sampai dengan gladi bersih memakan waktu dari dini hari sampai dengan menjelang jam tersebut.

Entah apa maknanya juga manfaatnya, selain menghamburkan uang untuk menyenangkan diri, yah !..menyenangkan diri meski sadar atau tidak semuanya semu, mengapa saya katakan semu ?, saat kita istirahat dari lelah dan letih karena acara tersebut, lalu bangun coba tanya “apa hasil juga manfaatnya.

Bila kita mau bersikap kritis, cobalah baca berita,.. betapa banyak remaja yang kehilangan keperawanan dan keperjakaan ,tak sadar karena larut dalam buaian kesenangan menyambut tahun baru sehingga merasa sah , merasa boleh melakukan apa saja, toh hanya sekali setahun, yah sekali !.. meski sekali itu yang justeru menghancurkan hidup seseorang jauh bertahun-tahun bahkan seperti “no limed .

Betapa bijak dan sayangnya Allah kepada kita selaku hambanya, jauh sebelum, itu Zat yang Maha Mulia telah mengingatkan kita dengan untaian indah ayatnya, memanggil hambanya dengan kalimat bijak “Hai orang-orang yang beriman, meski Iman itu mahal namun Ia ingin agar kita meng upgrate keimanan kita, agar setiap kita bersikat kritis, mau bertafakkur, bermuhasabah, hal apa yang telah kita persembahkan untuk masa depan kelak ?.. baik masa depan jangka pendek, yakni usia senja maupun masa depan yang sebenarnya , yakni alam Akherat..

Bersyukur Allah masih memberi kita peluang dan waktu, untuk segera sadar bertakwa, artinya memelihara diri, menjaga diri, dari hal-hal yang merugikan kita, karena semua amal kita , kitalah penanggung jawabnya, Sementara Allah tak pernah lalai, selalu mengawasi dari semua sisi kehidupan kita, baik micro maupun macronya..

Mohon maaf, saya tidak akan mengucapkan selamat sehubungan dengan pergantian tahun, karena sebenarnya yang terjadi usia kita berkurang setahun, semakin jauh kita melangkah meninggalkan tahun-tahun sebelumnya dan semakin dekat kita kepada ajal, maka sibukkan diri dengan beramal..



Bila aku jatuh cinta

Diposting oleh Unknown | 18.25 | | 0 komentar »





Suatu hari Fatimah binti Rasulullah berkata kepada Sayidina Ali, suaminya.

"Wahai kekasihku, sesungguhnya aku pernah menyukai seorang pemuda ketika aku masih gadis dulu."

"O ya," tanggap Sayidina Ali dengan wajah sedikit memerah. "Siapakah lelaki terhomat itu dinda?"

"Lelaki itu adalah engkau, sayangku," jawabnya sambil tersipu, membuat sayidina Ali tersenyum dan semakin mencintai istrinya.

Percakapan romantis Siti Fatimah dengan Sayidina Ali di atas mungkin sudah menjadi hal biasa bagi para suami istri. Tetapi tidak bagi mereka yang belum menikah. Percakapan-peracakapan romantis yang sering ditemukan dalam buku-buku pernikahan itu sungguh sangat imajinatif bagi para lajang yang sudah merindukan pernikahan, sekaligus juga misteri, apakah ia bisa seromantis Siti Fathimah dan Sayidina Ali?
Alangkah bahagianya, seorang pemuda yang sejak lama memimpikan obrolan-obrolan romantis akhirnya sampai di terminal harapan, sebuah pernikahan suci. Apa yang selama ini menjadi imajinasinya saat itu akan ia ungkapkan kepada istrinya.

"Wahai kekasihku, ada satu kata yang dari dulu terpenjara di hatiku dan ingin sekali kukatakan kepadamu, aku mencintaimu."

Tetapi, kebahagiaan ini hanya milik mereka yang telah dikaruniai kemampuan untuk mengikat perjanjian yang berat (mitsaqan ghalidza), pernikahan itu. Bagi mereka yang masih harus melajang, semuanya masih hanya mimpi yang terus menggoda.

Terkadang, ada pemuda yang tidak kuat melawan godaan imajinasinya. Keinginan untuk mengungkapkan cinta itu tiba-tiba sangat besar sekali. Tetapi kepada siapa perasaan itu harus diungkapkan? Sementara istri belum punya, kekasih pun tidak ada. Karena kata pacaran sudah lama dihapus dalam kamus remajanya. Tapi, dorongan itu begitu besar, begitu dahsyat.

Awalnya, kuat. Sampai tibalah sebuah perjumpaan. Sebuah rapat koordinasi di organisasi kemahasiswaan atau dalam tugas kemahasiswaan atau dalam tugas kelompok dari sekolah telah mempertemukan dua pesona. Imajinasi itu kembali menari-nari.

"Nampaknya, dibalik jilbabnya yang rapi, ia adalah gadis yang kuimpikan selama ini".

"Oh, ketegasan ikhwan ini sesuai dengan penampilannya yang kalem, dia mungkin yang kuharapkan." Dan cinta itu hadir.

Tetapi, sudahkah saatnya cinta itu diucapkan? Padahal mengikat perjanjian yang berat belum sanggup dilakukan. Lalu apa yang harus dilakukan ketika dorongan untuk mengatakan perasaan semakin besar, teramat besar? Hingga perjumpaan dengannya jadi begitu mengasyikkan; menerima sms-nya menjadi kebahagiaan; berbincang dengannya menjadi kenikmatan; berpisah dengannya menjadi sebuah keberatan; ketidakhadirannya adalah rasa kehilangan.

Indah. Tapi ini adalah musibah! Interaksi muslim dan muslimah yang semakin longgar telah menggiring mereka kepada dua dinding dilema yang semakin menyempit dan begitu menekan. Cinta terlanjur hadir. Meski indah tapi bermasalah. Mau menikah, persiapan belum cukup atau kondisi belum mendukung. Menunggu pernikahan, seminggu saja serasa setahun. Melepaskan dan memutuskan komunikasi, cinta terlanjut bersemi. Menjalani interaksi seperti biasa, semuanya membuat hati semakin merasa bersalah.
Apa yang bisa dijadikan solusi? Jawabannya akan sangat panjang lebar jika yang dijadikan landasan adalah realita dan logika. Tetapi, marilah kita bicara dengan nurani dan keimanan, agar semua bisa terselesaikan dengan cepat dan tuntas.

Tanyakan kepada nurani tentang keimanan yang bersemayam di dalamnya? Masihkah memiliki kekuatan untuk mempertahankan Allah sebagai nomor satu dan satu-satunya? Dengan kekuatan iman, cinta kepada Allah bisa mengeliminir cinta kepada seseorang yang telah menjauhkan dari keridhaan-Nya. Cinta macam apa yang menjauhkan diri dari keridhaan Allah? Untuk apa mempertahankan cinta yang akhirnya membuahkan benci Dzat yang sangat kita harapkan cinta-Nya?
Tanyakan pada keimanan dan nurani, siapa yang lebih dicintai, Allah ataukah "dia"?
Hanya ada dua pilihan, Muhabbah ataukah musibah…Barakah ataukah murkaNya…
Bukankah semua hanya agar segalanya menjadi barakah, barakah…barakah…..
Pasti bisa, pasti bisa,pasti bisa memilih yang mana!
"Qul Aamantu Billahi Tsummastaqim!" Wallahu A’lam.

“Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan..

BILA AKU JATUH CINTA

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau
Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu
Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu
Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu…
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu
Amiin.


Antara harta dan ilmu

Diposting oleh Unknown | 07.36 | | 0 komentar »

Ada dua hal yang manusia tidak pernah puas 

Yang pertama ilmu, dan kedua harta

Meski keduanya menjadi idola manusia namun mempunyai efek yang berbeda, yakni , Ilmu menjaga pemiliknya adapun harta pemiliknya yang menjaga.

Ilmu bila diberikan atau di ajarkan akan bertambah namun harta  diberikan akan berkurang.

Keduanya jangan dijauhi atau diremehkan, juga jangan terlalu disanjung dan didewakan.

Karena bila ilmu didewakan sementara tidak ada iman di dada maka kita akan menjadi mu’tazilah-mu’tazilah baru, yakni pemuja logika, yang tidak akan menerima sesuatu bila bertentangan dengan logikanya, padahal banyak hal di dunia ini terutama yang berkaitan dengan Akidah tidak melulu berada di wilayah logika, sementara bila ilmu diremehkan kita akan menjadi makhluk yang tak bernilai, bukan karena mutunya tapi karena dangkalnya otak, sempitnya wawasan dan pendeknya Keputusan.

Adapun bila harta didewakan, maka kita akan menjadi Qarun Qarun baru , karena visualisasi harta seperti orang yang dahaga di tengaha laut, ketika diminum semakin haus semakin kering juga tenggorokan. Namun bila harta diremehkan kita akan mudah menjadi permainan, bahkan kefakiran akan mudah menjerumuskan seseorang kepada kekafiran.

Maka perlakukan keduanya , harta dan ilmu secara bijak.

Kapan berjilbab syar'e

Diposting oleh Unknown | 22.22 | | 0 komentar »



Yuk berjilbab yang syar’e !.
.
Ayat tentang jilbab turun pada sore hari, maka pada malam harinya  maka para sahabiyah (kaum Akhwat sahabat nabi) sebagian besar mereka tidak keluar bahkan tidak tidur pada malam hari, mereka merajut kain baik dari seprey maupun bahan lainnya utnuk dapat memakai jilbab sesuai yang di wahyukan oleh Allah.
Itulah sekilas tentang antusiasme kaum akhwat pada masa nabi, ghirah mereka dalam berIslam tidak mau kalah dengan kaum lelaki.

 Lalu bagaimana jilbab syar,e yang  mudah kita fahami ?

Jilbab dari segi takrif bahasa adalah, kain panjang yang menjulur menutupi rambut sampai ke dada sesuai dengan firman Nya.

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 33;59)

Bila kita telaah, teliti dan fahami dengan ikhlas dan membuang segala kehendak hawa nafsu kita dalam berpenampilan semata mata sebagai seorang Muslim yang ingin mendapat ridha Allah, tak terkecuali dalam berbusana agar bernilai ibadah , maka kita akan mendapatkan kejelasan apa yang Allah inginkan, adalah untuk keuntungan kita sendiri.

Jilbab sebagai busana sebagaimana fungsinya adalah untuk menutupi tubuh, bukan membungkus, membungkus dan menutupi jelas beda, membungkus sama dengan mengemas bila tidak isinya yang terlihat maka bungkusnya akan ketat yang menunjukkan lekuk lekuk isi di dalamnya, adapun menutupi yang dalam istilah bahasa pakaian, “baju kurung adalah tidak menampakkan lekuk lekuk tubuh pemakainya, sebagaimana yang di isyaratkan nabi dengan istilah “Berpakaian tapi hakikatnya telanjang.

Tubuh wanita semuanya adalah aurat kecuali ini dan ini, begitulah nabi berpesan sambil memberi isyarat kepada muka dan telapak tangan, hal ini beliau sampaikan ketika seorang wanita lewat di depannya dengan pakaian yang longgar tapi tipis tembus pandang.

Jilbab adalah ciri, bahkan pakaian seseorang adalah cermin pribadinya, dalam sebuah mauedzahnya Syeh Imam Nawawi al-bantani mengatakan “Adzzahiru mir,atul batin (penampilan dzahir adalah cermin batinnya, cermin atau penampakan batinnya).

Seorang Muslimah dengan kepribadian yang masih labil yakni ia ingin tampil sebagai Muslimah namun kehendak nafsunya masih belum tunduk secara utuh kepada kehendak Allah, masih terbawa oleh tren berbusana modern ala Jahiliyah barat, maka yang terjadi adalah timbulnya dualisme, dua kepribadian dalam penampilan yang menunjukkan kelabilan jiwanya , atau belum tunduk patuhnya kepada kehendak Allah.

Lalu pertanyaannya kapan menjadi Muslimah seutuhnya ?

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS 2;208)




Jangan marah bila ku goda....!!!

Diposting oleh Unknown | 04.02 | | 0 komentar »






“Mbak nggak kedinginan?” Jaka mencoba menggoda perempuan di sebelahnya.
Beberapa detik, Jaka masih saja menunggu jawaban. Jaka terus men-scan perempuan di sebelahnya: sandal jepit; kaki yang jenjang dengan rok beberapa senti di atas lutut; satu inci bagian perut terbuka; tshirt ekstra ketat; kulit putih; paras yang menarik; blackberry gemini yang digenggam erat, entah yang apa di otaknya mendapati pemandangan “indah” itu.

Dara, si perempuan, sontak berdiri, merasa terganggu dengan pandangan itu beralih ke sisi lain tembok teras sempit apotek itu. Tangannya lantas sibuk menurunkan bagian bawah t-shirt ketatnya hingga menutupi sela-sela perutnya yang sedikit terlihat.Tiba-tiba hilang rasa pedenya, rasa bangga atas status ‘gaul’ yang ia coba bangun dengan pakaiannya yang serba mini itu.


Perasaan gondok mulai menguasainya, risih dan sebal kepada pemuda iseng yang sama sekali tak pernah didapatinya sebelum ia mengantri di apotek itu.

“Mbak, bajunya seksi banget loh, nggak takut digodain?” Jaka mengumpankan sebuah pertanyaan lagi.
Sewot dan marah Dara menjawab, “Biarin, badan-badan gue, terserah gue pake baju kek gimana! Toh apntes-pantes aja gue pake baju kayak gini!! Mata lo tuh gak bisa dijaga, jelalatan banget sih!!”

“Lah, terserah mata saya mbak, wong saya yang punya mata kok mbak sewot? Bukannya mbak pake pakean gitu biar menarik, nih saya tertarik, harusnya mbak bersyukur dong?” Jaka menjawab dengan nada yang santai.
“Dasar pikiran mesum!!”Singkat, padat, Dara melabeli pemuda asing dihadapannya.

“Weh, ini kan terserah otak saya, orang otak ini otak saya sendiri, pikiran-pikiran saya sendiri, kok mbak yang sewot sih!!

Dan darapun bergegas pergi dari pelataran apotek itu, tak dipedulikan resep obat yang belum selesai diracik oleh sang apoteker…

***

Kenapa sewot? Kenapa marah? bukankah membuka aurat adalah pilihanmu? Mengapa kalau ada yang menggoda auratmu kamu harus marah?
Atau kamu bukannya marah tapi merasa harus “jual mahal”? Aurat yang sudah buka-bukaan bukankah sudah menjadi milik bersama? bukankah itu keinginanmu?
Saudariku, apalagi yang menjadi kehormatanmu bila kamu sendiri yang sudah memilih untuk menngumbar kehormatanmu. Tak ada lagi yang bisa kamu anggap sebuah kehormatan kalau dirimu sendiri enggan untuk menjaganya.

Kamu justru merasa orang lain yang menggodamu sedang melecehkanmu, tapi kamu lupa bahwa kamu sedang melecehkan dirimu sendiri. Kamu tidak sadar bahwa kamu sedang merusak harga dirimu sendiri dengan membiarkan auratmu dipandang siapapun.

Saudariku, sungguh aku tak sanggup bila melihatmu, aku tak sanggup menatapmu, ada rasa ingin menangis dipelukmu, namun itu adalah pilihanmu, keinginanmu. Karena kamu merasa bahwa membuka aurat adalah bagian dari rasa percaya dirimu, padahal tahukah kamu kalau rasa percaya dirimu hanyalah mengikuti keindahan dunia yang bernama Trend Pergaulan.

Saudariku, mengertilah bahwa aku sangat menyayangimu. Tak sanggup aku bila melihat saudariku menghancurkan dirinya sendiri demi kenikmatan dunia sesaat.

Karena Hijab adalah Imanmu..
Karena Hijab adalah Pelindungmu..
Karena Hijab adalah Kemuliaanmu..
Karena Hijab adalah Kesuciaanmu..
Karena Hijab adalah Taqwamu..
Karena Hijab adalah Rasa Malumu..
Wallahu a’lam bish shawwab.

### By.BUKAN MUSLIMAH BIASA

sederhana itu indah

Diposting oleh Unknown | 00.52 | | 0 komentar »




ukhti A : Mba,memangnya Mbak enggak merasa panas pake jilbab gede, tebel lagi. kan sekarang udah banyak jilbab yg tipis mbak kayak yg aku pake ini terus bisa di model model lagi mbak

Ukhti B : enggak kok malah terasa adem dan nyaman.

Ukhti A : terus mbak emang enggak ribet kemana mana pake gamis kalo enggak pake gamis mbak pakenya rok pake baju longgar, emang enggak susah mbak kalo mau naik angkot atau naik motor, kan sekarang udah jaman pake celana jean mbak lebih mudah dan praktis selain itu lebih trendy juga mba.

Ukhti B : Enggak juga malahan pake gamis atau rok lebih enak lebih nyaman, dan enggak merasa ribet kalo naik angkot bahkan naik motor sekalipun. saya nyaman nyaman aja mbak

Ukhti A : Tapi maaf ya mbak menurut saya sih pakean kayak mbak sekarang udah gak zaman, gak Gaul dan maaf ya mba Udah kuno kayak ibu ibu mau pengajian.

Ukhti B : #Tersenyum Maaf mbak yang solehah, mbak ini pake baju ingin di pandang cantik oleh manusia atau Oleh Allah? Bukankah baju yang kita kenakan bertujuan untuk menutup Aurat kita yang tidak Boleh di lihat selain Mahrom kita. Mbak lupa ya Ayat Al quran Surat An Nur ayat 31 "Katakanlah kepada wanita yang beriman:

"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya......"

 Sudah jelas kan mbak kalo kain kerudungnya harus menutup sampai dadanya tidak dililit lilit seperti mbak, nanti kalo dililitnya kekencengnn bisa bahaya tuh buat mbak :), mbak juga lupa ya pesan Allah dalam Al quran Surat Al ahzab ayat 59 "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.

 Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Ini lebih jelas lagi kan mbak kita harus mengulurkan jilbab KESELURUH TUBUH artinya seluruh tubuh kita harus tertutup dengan rapat, Rapi dan tentunya Syar'i tentunya dengan pakaian yang longgar, tidak tipis dan tidak membentuk lekuk lekuk tubuh sehingga tidak akan diganggu karena Allah yg menjaganya. kalo sekarang mbak sudah berkerudung seperti ini masih diganggu sama laki laki yang ada dijalan jangan salahkan mereka yang mbak, mbak lihat dulu celana jean mbak yang membentuk kaki , baju mbak yang masih membentuk tubuh mbak dan jilbab mbak yang masih bisa dilihat rambut bahkan leher mbak. Allah juga telah memilihkan pakaian yang paling istimewa untuk para muslimah, coba mbak ingat2 ayat al quran surat Al a'Raf ayat 26

 "Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. DAN PAKAIAN TAQWA ITULAH YANG PALING BAIK. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat".

 Tentu mbak juga sangat hapal dengan Hadist nabi Yang berbunyi

   "Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)    

Mbak tentunya tidak ingin kan mbak perbakaian tapi di anggap telanjang dan tentunya kita semua ingin Memasuki Syurga Allah, kalo kita berpakaian tapi telanjang. jangankan memasuki syurga bahkan menciumnyapun kita tidak bisa. Mungkin mbak menggangap pakaian saya kuno, ketinggalan zaman bahkan dianggap Aneh dizaman ini jika ada muslimah yang mengenakan pakaian seperti saya itu tak masalah buat saya mbak malahan saya bangga dengan apa yang saya kenakan, karena Rasullullah telah bersabda :

 “Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208)

 semoga yang asing seperti saya, dan insya Allah mbak yang akan menyusul saya dan semua muslimah yang berpakaian Taqwa Akan beruntung di dunia dan Akhirat. Sudah jelas kan mbak, sekarang semua pilihan ada di tangan mbak, mbak mau nurut sama Allah dan Rasullnya atau mbak hanya ingin mengikuti hawa nafsu, ingin dibilang cantik, seksi oleh manusia atau mbak ingin di pandang Cantik Oleh Allah SWT. semoga Mbak memilih Allah dan Rasulnya dan semoga Allah memberi hidayah kepada mbak dan semua para muslimah yang lain. dan do;akan kami supaya kami tetep istikomah dengan jilbab kami yg mba anggap kuno. karena istikomah itu sangat berharga.

Ukhti A : #meneteskan air mata.... Astagfirullah berarti selama ini saya tidak patuh sama Allah Ya mba.. Terima kasih ya mba sudah mengingatkan saya dan Insya Allah mba mulai saat ini saya akan patuh sama Allah dan Rasulnya.

Ukhti B : Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat mbak selama nyawa masih di kandung hayat. semoga kita semua bisa Istikomah ya mba dan sama sama menggapai syurga Allah dengan Keridhoan Allah SWT. Aamiin Allahuma AAmiin

 ###### hanya sekededar renungan.. pesan ini untukku, untukmu dan untuk seluruh para muslimah semoga Allah membukakan hati yang telah mati,, dan bangga mengenakan jilbab dan Istikomah dalam Berhijab.#####

ketinggalan kereta

Diposting oleh Unknown | 06.15 | | 0 komentar »






Suami : berangkat dulu yaa sayaang, Assalamu'alaikum...

Istri : Eh, tunggu dulu sayang.,,,

Suami : Kenapa? Peraasaan gada yg ketinggalan?

Istri : Sini sebentar, ada kok yg ketinggalan.

Suami : (Nyamperin Istri) Apa sayang mana yg ketinggalan? Aku ngejar kereta nih biar ga telat hehehe.

Istri : Duuuh, semangattnya cintaku ini. Ini yg ketinggalan, Mmmuach :* (Kecup Pipi suaminya)

Suami : #deg =|

Istri : Mas, kok bengong. Ayo buruan berangkat, ketinggalan loh ntar. Aku anter ya sampe stasiun?

Suami : Ehhh, nggak-nggak. Iya a, aaku berangkat yaa. A, Assalamu'alaikum.... #masihshock (sepanjang jalan ngelusin pipi sendiri terus)

Istri : (senyum-senyum sendiri) hihihi.,,, :*

dosa dibalik jilbab gaul

Diposting oleh Unknown | 05.37 | | 0 komentar »







yuk mulai sekarang perbaiki cara berjilbabnya.....!!! ^_^
Oleh: Ust. Abu Rufaid Agus Suseno, Lc

Alhamdulillah, kesadaran memakai jilbab telah mulai tumbuh di kebanyakan wanita muslimah di tanah air kita. Memakai jilbab sudah bukan merupakan barang aneh atau terlarang di tempat kerja. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan terbukanya era globalisasi, banyak sekali dari wanita muslim yang ingin berpakaian syar’i, mereka ingin memakai jilbab, tapi mereka juga ingin tampil modis dan cantik. Mereka memakai jilbab karena mengikuti trend atau agar terlihat “Islami”, terlihat lebih anggun dan cantik, atau hanya ikut-ikutan saja. Maka mereka pun lebih mementingkan faktor keindahannya, keanggunan dan gaya, TANPA MEMPEDULIKAN SUDAH BENAR ATAU BELUM JILBAB YANG DIGUNAKANNYA.
Tak pelak kita dapatkan seorang wanita muslim mengenakan kerudung yang menutupi kepala dan rambutnya, , namun berpakaian tipis dan transparan, atau ketat sehingga menampakkan lekuk tubuhnya.

Contohnya, kepala dibalut kerudung/jilbab, tapi berbaju atau berkaos ketat, bercelana jeans atau legging yang mencetak lekuk tubuhnya.

Fenomena inilah yang mulai menjamur dan membingungkan kebanyakan orang awam, sebagian mereka berkomentar “MASIH MENDING PAKAI JILBAB GAUL DARIPADA GAK PAKE SAMA SEKALI!!” Yang lain berkomentar, “LHO, INI KAN MASIH DALAM TAHAP BELAJAR?!”, “YANG UDAH PAKE JILBAB DIKOMENTARIN TERUS, TAPI GIMANA SAMA WANITA YANG PAKE BIKINI? KOK GAK DIKOMENTARIN?” Dan komentar lainnya yang terkesan benar, tapi sejatinya sangat-sangat jauh dari kebenaran. Karena seorang muslim dituntut untuk menjalankan agama secara kaffah (total dan sempurna).

BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG HAL FENOMENA INI?
ADAKAH DOSA DIBALIK JILBAB GAUL?

ikalau kita cermati, jilbab yang dipakai oleh wanita muslimah itu bermacam-macam. Bisa kita bagi secara umum menjadi 3 macam jilbab, yaitu:
- Jilbab besar,
- Jilbab biasa,
- Jilbab gaul atau jilbab “funky bin jilbab nyekek leher” saja

Simak penjelasannya satu-persatu
- Jilbab besar adalah jilbab syar’i, yaitu jilbab yang menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah. Pakaian syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal (yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan dunia & perhiasannya) maupun pakaian yang bernilai rendah (yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya’). (Imam Asy Syaukani dalam Nailul Athar II/94)

- Adapun jilbab biasa adalah sama dengan di atas, namun dengan ukuran yang sedang, tidak sebesar jilbab di atas. Hukum jilbab seperti ini adalah tidak mengapa, asal sifat-sifat yang ada pada jenis pertama (menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah) masih bisa dipertahankan.

- Sedangkan jilbab gaul adalah jilbab yang lagi booming sekarang ini. Contoh-contohnya:
Ada yang memakai kerudung dengan bawahan rok yang hanya sebetis/ malah kain yang dipakai berbelah di depan (split), ada yang hanya mengikatkan kerudung pada kepala tanpa menutup dada, ada yang memakai bawahan hanya ngepas pada mata kaki dan tanpa kaos kai, ada juga yang memakai baju berlengan panjang hingga pergelangan tangan tanpa decker/kaos tangan, sehingga jika diangkat tangannya maka akan terlihat perhiasan yang ada di tangannya, ada yang pakai kerudung tapi untaian rambutnya lebih panjang daripada kerudungnya ada yang pakai kerudung “saringan tahu” karena saking tipisnya sehingga rambut dan ikat rambutnya terlihat jelas, ada yang pakai jilbab dengan corak warna yang mencolok sehingga bisa mencuri perhatian sekitar terutama laki-laki. Ada yang menghiasi jilbab dengan renda dan asesoris yang mencolok seperti bros, yang terakhir, ada yang jilbab “nyekek leher” lalu luarnya ditambah kerudung/kain yang berbeda warna dengan yang di dalam, yang terlihat seperti “Biarawati Nasrani” …wal iya dzubillah.
Bagi wanita muslimah yang memakai jilbab jenis ketiga ini, apakah bisa dikatakan sudah cukup dan lebih “mending” dan baik daripada yang tidak pakai sama sekali?
Jawabannya, justru bisa jadi wanita tersebut berdosa karena melanggar batasan-batasan syari’at tentang jilbab dan busana muslimah. Hal ini jika kita cermati, niscaya banyak sekali penyimpangan-penyimpangan dari jenis jilbab “gaul” ini, antara lain:

A. JILBAB GAUL TIDAK MENUTUP AURAT SECARA SEMPURNA (HANYA “MEMBUNGKUS” AURAT)

Aurat wanita adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Namun, banyak dari busana muslimah saat ini, tidak menutupi aurat secara keseluruhan. Masih ada saja celah-celah yang menampakkan aurat mereka. Di antara mereka masih ada yang menampakkan leher, lengan, tangan, kaki. Padahal jilbab syar’i adalah yang menutup aurat secara sempurna, kecuali muka dan telapak tangan saja.
Dari Abu Dawud, dari Aisyah berkata, bahwa Asma suatu kali mendatangi Rasulullah dengan mengenakan pakaian tipis lalu Rasulullah berkata kepadanya,”Wahai Asma’, wanita yang telah haid (maksudnya telah baligh), tidak boleh terlihat darinya kecuali ini, beliau mengisyaratkan ke mukanya dan telapak tangannya.” (HR.Abu Dawud no.4104)

B. JILBAB GAUL MENARIK PERHATIAN KAUM LELAKI

Di antara tujuan jilbab adalah melindungi diri dari godaan lelaki dan menghindar dari fitnah, namun jilbab gaul justru malah menarik perhatian kaum lelaki. Bagaimana mungkin jilbab justru menarik perhatian kaum lelaki? Hal ini disebabkan antara lain:
- Jilbab gaul berwarna warni dan dihiasi berbagai macam motif. Syaikh al Albani menegaskan, “Tujuan disyari’atkannya memakai jilbab adalah untuk menutup perhiasan wanita, maka tidak masuk akal jika seorang wanita muslim memakai jilbab yang penuh motif & hiasan”. (Jilbab Mar’ah Muslimah: 120)
Oleh karenanya, Allah berfirman,”Dan janganlah menampakkan perhiasannya” (QS.An Nur: 31). Keumuman ayat ini menunjukkan bahwa hiasan yang tidak boleh ditampakkan adalah mencakup pakaian itu sendiri jika dipenuhi oleh hiasan yang menarik perhatian kaum lelaki.

APAKAH BERARTI SEORANG WANITA MUSLIM HARUS MEMAKAI PAKAIAN HITAM?

Tidak juga, karena kriteria pakaian bagi muslimah adalah pakaian yang berwarna lazim atau familiar, tidak menjadi pusat perhatian. Sehingga, jika suatu daerah justru membenci warna hitam, maka tidak mengapa dia memilih pakaian berwarna terang seperti merah, hijau, dll jika termasuk pakaian yang lazim dipakai.
Ibrahim an Nakha’i suatu hari bersama Alqamah mendatangi para istri Nabi, mereka berdua mendapatkan istri para Nabi memakai pakaian berwarna merah. (Jilbab Mar’ah Muslimah: 122)

- Jilbab gaul tipis dan transparan
Menutup aurat tidak mungkin terwujud dengan pakaian tipis dan transparan, justru dengan pakaian tipis, akan menambah fitnah dan menjadi hiasan bagi kaum wanita. Karenanya Nabi ï·º bersabda, ”Dua golongan dari ahli Neraka yang tidak pernah aku lihat: seseorang membawa cambuk seperti ekor sapi yang dia memukul orang-orang, dan perempuan yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepalanya bagai punuk onta yang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya,sekalipun ia bisa didapatkan sejauh perjalanan sekian dan sekian.” (HR.Muslim)
Ibnu Abdil Barr mengatakan,”Makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’ (berpakaian tapi telanjang) adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutup dengan sempurna). Mereka berpakaian, namun hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Mar’ah Muslimah: 125-126)
- Jilbab Gaul ketat, memakai jilbab itu bertujuan menghindari fitnah, dan hal ini tak mungkin terwujud dengan memakai pakaian ketat. Meskipun terkadang pakaian ini menutupi warna kulit, namun pakaian seperti ini menampakkan sebagian bahkan seluruh lekuk tubuh.

- Jilbab Gaul berparfum, padahal Nabi ï·º menegaskan,”Tidaklah seorang wanita memakai minyak wangi lalu keluar melewati sebuah kaum supaya mereka mencium parfumnya, maka sesungguhnya wanita itu adalah pezina.” (HR.Ahmad)

- Jilbab Gaul menyerupai wanita-wanita kafir, karena biasanya jilbab gaul mengikuti mode yang sedang berkembang di dunia barat kemudian dipoles sedikit dengan nuansa Islami, belum lagi dengan model yang sedang nge- trend yang menyerupai biarawati nasrani..wal iya dzubillah

MENGAPA FENOMENA INI SEMAKIN MARAK DAN DIGANDRUNGI OLEH SEBAGIAN REMAJA PUTERI DAN WANITA MUSLIMAH?

Boleh jadi hal ini disebabkan pengetahuan mereka yang minim mengenai jilbab yang syar’i. Sehingga mereka hanya ikut-ikutan saja, sebab pemahaman keIslamannya masih minim. Atau mereka termakan berbagai propaganda musuh-musuh Islam yang ingin menggiring kaum muslimah keluar rumah dalam keadaan “telanjang” dengan alasan emansipasi, kesetaraan gender,dll. Propaganda lainnya yang menyebutkan bahwa jilbab hanya adat dan budaya negara Arab saja, dsb.
Bagaimana solusinya? Tentunya dengan menanamkan pendidikan Islam secara menyeluruh dan berkesinambungan kepada para generasi muda umat ini dimulai dari diri mereka sendiri.

Wallahu A’lam

♥ Jangan Ajak Aku Pacaran

Diposting oleh Unknown | 15.30 | | 0 komentar »






Jangan Ajak Aku Pacaran

• Jangan ajak aku pacaran, karena cinta demikian bukanlah hubungan yang dihalalkan.
• Jangan ajak aku pacaran, karena pacaran begitu dekat dengan kemaksiatan.
• Jangan ajak aku pacaran, karena aku tak mau kehormatanku tergadaikan.
• Jangan ajak aku pacaran, karena aku dibalik keindahannya justru akan membutakan.
• Jangan ajak aku pacaran, karena aku ingin menjaga kesucian.
• Dan jangan ajak aku pacaran, karena aku takut buaiannya melunturkan cintaku kepada-Nya.

•• Jangan katakan aku sok alim..
•• Jangan katakan aku sok suci..

Akan tetapi, aku hanya ingin tetap menjaga diri..
Aku hanya ingin tetap menahan diri..
Aku hanya ingin patuh kepada Illahi..

Telah kutetapkan dalam hati..
Hanya imamku yang boleh memacariku nanti..
Setelah tertambat dalam ikatan suci..

Karena aku yakin sekali..
Pacaran setelah menikah itu akan berbuah kebahagiaan abadi..

Aku masih butuh waktu...

Diposting oleh Unknown | 07.31 | | 0 komentar »


aku masih butuh waktu lebih lama untuk mengisi hidup ini,
aku masih butuh waktu lebih lama untuk bisa menikmati senja tiba seperti hari ini,
aku masih butuh waktu lebih lama untuk bisa mewarnai lingkunganku dengan warna-warni pelangi yang mencerahkan, bukan warna hitam yang begitu menyesatkan,

aku masih butuh waktu lebih lama untuk bisa beramal, beribadah sebagai bekal akhiratku kelak,
aku masih butuh waktu lebih lama untuk menggenapkan separuh dienku,
aku masih butuh waktu lebih lama untuk bertaubat atas dosa-dosaku,

duhai Robby, panjangkanlah usiaku hingga aku mampu mengisi hari-hariku dengan manfaat,
dan..
terima kasih untuk kehidupan yang telah Kau anugerahkan kepadaku..




apa kabar hati duhai diRi?

Diposting oleh Unknown | 01.47 | | 0 komentar »

apa kabar hati duhai diri?
Masihkah ia teguh dalam riuhnya nafsu?
Masihkah ia lurus dalam Riak keruh?
apa kabar iman Duhai diri?
Masihkah ia merdu dalam Bait-Bait islammu?
Masihkah ia karang dalam samudra hidupmu?
apa kabar jantung duhai diri?
Masihkah ia berdenyut dengan syahdu dalam Dien-Nya?
Masihkah ia berdetak dalam nadi yang tak henti menyebut asma-Nya?
Masihkah dalam setiap degup yang terbentuk mensyukuri nikmat-Nya

Duhai diri..
Betapa masih rapuhnya Jiwamu sebagai tempat bersemayamnya Ruh yang ditiupkan Allah..
Betapa masih Lalainya Raga yang begitu kerdil di hadapan Sang khaliq..

astaghfirulloh robbal baroya,
Astaghfirulloh minal khothoya..

Bangun Qiyamul Lail

Diposting oleh Unknown | 15.33 | | 0 komentar »




Istri : mas, bangun mas Qiyamul Lail yuk. Aku mau diimamin sama kamu.
Suami : Hmmmm... (masih ngantuk)
Istri : Maaass, ayoo bangun. Kan bobonya dari abis Isya, masa pules gtu bobonya. #tepuk2lengannya :)
Suami : Hmmm... (tetep tidur)
Istri : (ngelipet lengan baju) Mas sayaaaang (usap pipi suaminya) (nyium pipinya) bangun yuk, kita sholat malem. (nyium keningnya) :)
Suami : Hah? Siap sayaang!! Bentar ya mas ambil wudhu dulu!!

Istri : (Kaget!!) "Ampun deh nih suami ane, masa mau bangun mesti dicium dulu" Gumam dalam hati

Mereka pun mendirikan sholat Qiyamul Lail berdua. Selesai menunaikan QL ;

Istri : Mas kamu lucu deh?

Suami : Lucu kenapa sayang?

Istri : Masa dibangunin susah pas dicium langsung bangunnya cepet banget. Zzz

Suami : Hehehe, jadi inget dulu waktu masih Jomblo di kost2an. Alarm yang volumenya udah FULL aja gak mempan, setelah nikah Alarmnya beda sih.

Istri : Bedanya? Hayoo ketauan nih sering kelewat QLnya, dasar :p

Suami : Bedanya? ya kalo kamu pake hati, pake cinta. Hihihi

Istri : Ampun deh, jam segini masih sempet aja ngegombal.








JADIKAN KAMI TERMASUK GOLONGAN YANG SEDIKIT ..

Bismillahirrahmannirahim,
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.
Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (QS 25:61-62)

''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 16: 18).
Pemahaman Rasulullah akan perintah bersyukur yang tersebut dalam ayat ini disampaikan kepada sahabat Mu’adz bin Jabal dalam bentuk pesannya setiap selesai sholat, “Hai Muaz, sungguh aku sangat mencintaimu. Janganlah engkau tinggalkan setiap selesai sholat untuk membaca do’a, “Ya Allah, tolonglah aku untuk senantiasa berzikir (mengingatiMu), mensyukuri (segala nikmat)Mu, dan beribadah dengan baik”. (HR. Abu Daud dan Nasa’i).

“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur” ... merupakan sebuah pernyataan akan kelalaian kita sebagai hamba Allah dalam mensyukuri nikmat-Nya, meskipun kita berusaha dengan semaksimal mungkin, tetapi tetap saja kita tidak akan mampu menandingi nikmat Allah yang dikaruniakan untuk kita yang tidak terbilang.

Umar bin Khattab pernah mendengar seseorang berdo’a,
“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan yang sedikit”. Mendengar itu, Umar terkejut dan bertanya, “Kenapa engkau berdoa demikian?” Sahabat itu menjawab, “Karena saya mendengar Allah berfirman, “Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur”, makanya aku memohon agar aku termasuk yang sedikit tersebut.

Bersyukur kepada Allah ada 3 cara , yakni :

1. Bersyukur dengan hati nurani.
Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu, orang yang bersyukur dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah mengingkari banyaknya nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita sebenarnya mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup kita tidak lain berasal dari Allah. Hanya Allahlah yang mampu menganugerahkan nikmat-Nya

2. Bersyukur dengan ucapan.
Lidahlah yang biasa melafalkan kata-kata. Ungkapan yang paling baik untuk menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, ''Barangsiapa mengucapkan subhanallah, maka baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca lailahaillallah, maka baginya 20 kebaikan. Dan, barangsiapa membaca alhamdulillah, maka baginya 30 kebaikan.''

3. Bersyukur dengan perbuatan,
Ciri lain bersyukur adalah tidak menggunakan ni'mat-ni'mat Allah pada hal-hal yang tidak disukai Nya .. , senantiasa memandang segala jenis nikmat yang terbentang di alam semesta ini sebagai anugerah dan bahan perenungan akan kekuasaan Allah yang tidak terhingga, sehingga hal ini akan menambah rasa syukur kita kepada Dzat Yang Maha Kuasa.
Anggota tubuh seperti penglihatan, pendengaran , dll dimaksimalkan untuk bersyukur. mengucapkan kata-kata yang baik, berzikir ... Allah berfirman, ''Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).'' (QS 93: 11).

Orang yang bersyukur hatinya akan merasa tenteram dan puas akan segala anugerah yang Allah limpahkan.
Bagi orang yang bersyukur kenikmatan demi kenikmatan akan terus mengalir, kenapa? Karena ia menjadikan semua anugerah yang diterimanya sebagai sarana untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya. Tanda yang lain, orang yang pandai bersyukur tidak pernah merasa kekurangan, dia akan merasa berkecukupan walaupun tidak berlimpah harta sebaliknya orang yang tidak pandai bersyukur akan merasa selalu kekurangan meskipun hartanya berlimpah. Orang yang pandai bersyukur akan selalu melihat orang yang ada di bawahnya, tetapi untuk urusan akhirat dia akan selalu melihat ke atas. Kalau dia merasa telah berbuat banyak maka dia akan mencari orang yang lebih baik lagi dan berusaha untuk terus memperbaiki amalannya.

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur”. (Saba’:19).
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui”. (An-Nisa’:147)
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan hamba-hamba Mu yang bersyukur ..
Wallahu a’lam bishawab,

Lebaran yatim

Diposting oleh Unknown | 20.58 | | 0 komentar »

Barang siapa yang ingin dilembutkan hatinya dan di penuhi hajatnya, maka usaplah kepala anak yatim, beri mereka makan dari makananmu, niscaya akan lembut hatimu dan terpenuhi segala keinginanmu..(al-Hadfits/muhktarul hadits no 15)

Masih dalam suasana Bulan Muharram , orang jawa  menyebutnya dengan bulan Suro, apapun itu namanya bulan ini adalah bulan yang dikenal di dalamnya ada sebuah istilah bagi anak Yatim, yakni “lebaran Yatim, tepatnya tanggal 10 Muharram, sebenarnya bukan hanya itu keistimewaan bulan Muharram tepatnya tanggal 10nya, karena pada tanggal itu beberapa nabiyallah dibebaskan dari bahaya dan tipu daya musuh Allah, hingga disunnahkan kita Shaum sebagi wujud rasa syukur kepada Allah.

Berkaitan dengan itu, hadits di atas yang dimulai dengan “harfu syartin (huruf syarat) di mana kalam setelahnya adalah syarat untuk dapat meraih sesuatu yang diterangkan dalam redaksi kalimat selanjutnya.
Bila kita ingin mempunyai hati yang lembut, welas asih, mudah tersentuh, ringan tangan dalam arti kata tidak berat hati mengulurkan tangan membantu orang lain, ringan langkah menuju orang yang membutuhkan bantuannya, tidak berat lidah untuk menyanggupi permintaan orang lain dan tidak keras hati untuk menepati janji, maka usaplah KEPALA  anak yatim. Makna mengusap kepala boleh jadi adalah makna hakiki (yang sebenarnya) tapi tidak mustahil adalah majazi/kiasan.

Kepala adalah bagian terpenting dalam tubuh di kepala ada otak yang mengatur segala gerak dan ucap, bahkan tanpa kepala jelas orang tidak akan hidup, saya lebih cenderung memahami makna majazinya, yakni dengan memberikan kelembutan dan perhatian intensif kepada mereka, memberikan jaminan kesejahteraan, perlindungan  baik secara perorangan (bila mampu), atau secara kolektif dengan bek,up sebuah lembaga atau institusi, karena mereka hidup bukan hanya dari belaian tapi dari terpenuhinya kelayakan hidup standar, dan mereka hidup bukan hanya hari itu (10 Muharram) tapi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu dua belas bulan dalam setahun. Mereka bukan hanya butuh sandang, pangan dan papan, namun juga butuh tempat mengadu, tempat curhat, tempat berbagi suka dan duka. Itulah sebabnya nabi SAW. Bersabda dalam sebuah haditsnya

“aku dan pengasuh anak yatim bertetangga di surga. (al-hadits)

Dengan hidup bersama mereka, setidaknya sering mendengar keluh kesahnya, lambat laun hati yang kesat, keras membatu akan menjadi lembut  dengan sendirinya.

Allah bukanlah Zat yang ingkar janji, segala upaya, baik tenaga, pemikiran maupun materi akan Allah ganti dengan gantian yang berlipat ganda, tapi bukan itu sebenarnya yang kita butuhkan dalam materi, tapi yang kita butuhkan adanya”Keberkahan dalam rizeki. Dengan keberkahan maka hati menjadi lapang, dengan kelapangan hati maka akan tumbuh sifat Qonaah, atau merasa cukup. Itulah sebenarnya yang dibutuhkan dalam hidup. Sebab melimpahnya harta bukan jaminan kita akan puas bila hati masih merasa kurang , maka sebenarnya kita masih miskin.

Wallahu a’lam bissawab.