🌹 ~ Tak Bisa Kulupakan… ~ 🌹
🌸 💚 🌸 💚 🌸
Oleh : Ustadz Nuruddin Abu Faynan, Lc حفظه الله تعالى
(di Makkah Al-Mukarromah)
Nasehat ini diperuntukkan untuk diri kita yang selalu merasa lebih baik dari pada yang lain.
Diri kita yang selalu sibuk menilai dosa - dosa teman kita, baik teman kita yang ada di majlis ilmu, atau teman seperjuangan dalam da'wah, atau kaum muslimin secara umum, atau, dan atau yang lainnya.
Padahal yang dikehendaki kebaikan adalah seorang hamba sebagaimana nasehat yang dituturkan oleh Ulama Rabbani Al-Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah dalam Kitabnya " Thariq Al Hijratain " yang mesti kita catat dengan tinta emas.
Mari kita simak penuturan Al-Imam Ibnu Qayyim sebagai berikut :
Sesungguhnya apabila Allah Subhanahu Wa Ta'ala menghendaki kepada Seorang hamba kebaikan maka :
- Allah mencabut dari hatinya penglihatan terhadap amalan - amalan baiknya.
- Allah mencabut dari lisannya untuk menceritakan amalan - amalan baiknya.
- Allah menyibukkannya untuk melihat dosanya.
Maka ia selalu melihat dosanya ada dikelopak matanya, sehingga ia masuk surga.
Maka sesungguhnya diantara amalan yang diterima Allah Subhanahu Wa Ta'ala tatkala Allah angkat penglihatannya ( terhadap amalan baik ) dari hatinya dan penyebutannya dari lisannya.
Pelajaran yang bisa diambil :
- Waspadalah dari kebanggaan hati dan kesombongan yang membawa kita kepada api neraka.
- Selayaknya kita melupakan segala amalan baik kita, supaya hati kita tidak bangga dengan amalan baik yang kita perbuat.
- Tanda kesombongan seseorang terhadap amalan baiknya adalah selalu menyebut-nyebut kebaikan kita dengan lisannya.
- Tumbuhkan rasa penyesalan di dalam lubuk hati kita yang mendalam terhadap segala kesalahan kita.
- Janganlah engkau lupakan dosa - dosa kita.
- Bersegeralah kita menghapusnya dengan kebaikan - kebaikan.
Kemudian Al-Imam Ibnu Qayyim berpesan lagi :
Sebagian Ulama Salaf berkata :
" Sesungguhnya seorang hamba betul - betul melakukan kesalahan lalu ia masuk surga dan ia melakukan kebaikan lalu ia masuk neraka ".
Mereka bertanya : bagaimana ?
Ia menjawab : Ia melakukan kesalahan, lalu selalu ada dikelopak matanya,
Dan apabila ia mengingatnya :
- Ia menyesalinya.
- Ia menganggap ( perbuatan baiknya itu ) remeh ( dibandingkan kesalahannya ).
- Ia tunduk kepada Allah.
- Ia bersegera untuk menghapusnya.
- Ia terpecah-pecah hatinya.
- Ia menghinakan dirinya kepada Allah.
- dan hilang dari dirinya kebanggaan hati dan kesombongannya.
Sedangkan seorang hamba yang ia melakukan kebaikan, lalu selalu ada dikelopak matanya :
- Ia melihat kepada kebaikannya.
- Ia mengungkit-ungkit kebaikannya.
- Ia melampaui batas dengan sebab kebaikannya.
- Ia menyombongkan diri dengan kebaikannya itu.
Sehingga ia masuk neraka, Nasaalullah assalamah.
🌹 🌹 🌹
Sumber :
" Thariq Hijratain wa bab assa'aadatain "
-------------
Makkah, 05/05/1436 H.
(24 Februari 2015)
By Nuruddin Abu Faynan حفظه الله تعالى
________________________________________
http://www.salamdakwah.com/artikel/2360-tak-bisa-ku-lupakan