“ Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu",
“ Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. (QS 36; 60,61).
Betapa indah bahasa al-Qur,an , Allah menegur kita dengan untaian kalimat “Hai Bani Adam , bagai mengingatkan memori rijigi kita, bagaimana kronologi Adam di usir dari surga , dan menjadi fondasi kekalahan manusia terhadap tipu daya iblis, yang semestinya menjadi ibrah bagi kita agar tidak terulang bagi kita sebagai keturunan Adam.
Menyembah kepada syaitan tidak harus berwujud acara ritual formal, yang sering kita saksikan di layar kaca, menyembah mempunyai makna mengabdi, menghamba , adapun setan secara istilah adalah “BA’ADA MINAL KHAIR (yang jauh dari kebaikan) . maka saat kita menjadikan hal-hal yang jauh dari kebaikan sebagai hal yang terdepan dalam kehidupan kita , maka pada hakikatnya kita telah mengabdi kepada setan, dalam bahasa al-Qur,an :
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya. (QS 25;43).
Pada akhir ayat Allah kembali menegaskan , dan menjelaskan alasan pelarangan-Nya , karena Setan adalah musuh kita yang nyata., nyata bukan bentuknya, tapi nyata pernyataan dan sumpahnya, yakni akan menjadikan keturunan Adam sebagai kawannya di neraka, diikuti sikapnya a yang cuci tangan.
Dan pada ayat selanjutnya Allah memberikan solusi dari larangan-Nya , yakni “sembahlah Aku, menyembah atau mengabdi tidak melulu dalam bentuk formal seperti shalat, zakat atau haji , namun banyak juga ibadah yang sifatnya non formal (ghairu mahdah), bahkan boleh jadi semua aktivitas kita baik yang bersifat pribadi, keluarga atau umum bila kita jadikan sebagai sarana ibadah dengan cara meniatkan semata-mata karena Allah, asal jangan yang sudah nyata haramnya.
Yang disebut dengan jalan yang lurus, adalah jalan yang mendekatkan kita kepada Allah (taqarrub ilallahi) dalam teori tematik dijelaskan “untuk menghubungkan dua titik dengan jarak dekat atau pendek, cukup tarik garis lurus. Titik yang satu adalah kita, titik kedua kita umpamakan adalah Allah, dan bila kita dekat kepada Allah maka Allah pun akan dekat kepada kita.
Wallahu a’;lam bissawab.