1. Ramah dan murah senyum
Keramahan dan murah senyum itu menjadi daya tarik universal.
Ia menjadi salah satu kunci sukses seseorang, sebab dengannya ia mudah diterima
orang lain. Dan ini menjadi faktor penting dalam berbagai kerja sosial dan
profesional.
Dan senyum adalah pancaran suasana hati. Murah senyum dan
ramah itu bukan tampilan sesaat. Ia adalah cerminan kepribadian. Dengan
senyuman istri, seorang suami mendapatkan ketentraman dan kehangatan jiwa.
Setiap kali ia mendapatkan senyuman sang istri, terbitlah suasana “kemarilah,
di sini aku selalu ada untukmu” menghiasi relung jiwanya.
2. Optimis dan ceria
Masalah itu untuk dipecahkan dan jangan membuat kita berdiam
diri. Percayalah, kalau kita bergerak dan berusaha, kita akan menemukan jalan
keluar. Kalimat-kalimat barusan itu normatif. Tapi ketika ucapan-ucapan itu
keluar dari seorang istri dan ketika hal itu diucapkan dengan penuh rasa
optimis dan dibarengi keceriaan, yakinlah seorang suami bahwa ia memperoleh
anugerah terindah dalam hidupnya.
Seorang yang optimis itu tak akan berdiam diri dalam
himpitan masalah. Ia akan mengurai masalah. Ia akan kerjakan apa yang bisa
dikerjakan terlebih dahulu, tanpa menunda-nunda. Dan justru karena sikap
melekat seperti ini, ia tak pernah mendapatkan dirinya menunggu himpitan
segunung masalah. Setiap ada permasalahan hidup, ia cepat menyelesaikannya.
Karena geraknya ini, setiap kali menyelesaikan satu pekerjaan, sekecil apapun,
ia mendapatkan kesenangan jiwa. Dan karenanya sikap ceria selalu bisa
dipelihara.
3. Penyabar dan teguh hati
Bangunan rumah tangga itu ibarat bahtera yang berlayar
mengarungi samudra. Adakalanya cuaca buruk melanda lautan. Angin dan ombak
kencang menerpa. Pada saat itu terujilah sifat sabar dan teguh hati.
Seorang suami akan sangat bersyukur dengan kesabaran dan
keteguhan hati istrinya ketika menghadapi berbagai kesulitan hidup. Hari-hari
ketika persediaan uang bahkan tak mencukupi untuk hidup sehari, ketika mesti
bekerja keras karena memang tak ada dana untuk menggaji seorang pembantu,
ketika mesti berjalan cukup jauh mengantar anak bersekolah dengan mendorong
baby-car adiknya pula. Atau ketika hadir suara-suara,”Bagaimana mungkin kamu
bersabar dengan kondisi begini? Sekali-kali berontak donk sama suami ….” Ketika
itu kesabaran dan keteguhan seorang istri dalam menjalani episode kehidupan
diuji.
Tentu keteguhan hati itu lahir dari saling pengertian dan
keyakinan, bahwa suami tak berdiam diri dengan kondisi yang ada. Tapi landasan
utama keteguhan ini adalah pada keyakinan, bahwa Allah tak meninggalkan
hambaNya. Dia akan menolong saat upaya kita sudah sampai pada batasnya; Saat
kita berserah diri di ujung segala harapan dan hanya menggantungkan diri
padaNya.
4. Penyayang dan pemaaf
Manusia tak ada yang terbebas dan kekhilafan dan kekeliruan.
Begitu juga seorang suami terhadap istrinya. Bahkan di hadapan istrinya, hampir
semua ketidaksempurnaan yang dapat ia tutupi di luar rumah, akan terbuka.
Sifat penyayang dan pemaaf amat diperlukan seorang suami,
dihadapkan pada segala kelemahan dirinya. Pengertian istri sungguh menjadi
sesuatu yang amat dihajatkan. Dengan ini seorang suami terhindar dari keputusasaan
dan blaming himself too far, menyalahkan diri sendiri terlalu jauh. Dengan ini
seorang suami tetap bisa terjaga harga diri dan sikap optimisnya.
Penyayang dan pemaaf juga nampak pada keseharian istri dalam
mendidik anak-anak. Suami akan senang melihat anak-anak tumbuh dalam suasana
kasih sayang. Pemaafan atas kesalahan anak-anak bukan untuk mentolerir
kesalahan itu, tapi untuk memberikan kesempatan kepada mereka belajar dari
kesalahannya.
Penyayang juga menjadi karakter yang muncul saat istri
berinterkasi dengan orang tua dan kerabat suaminya. Pernikahan itu menyatukan
dua bani. Dan ketika suami mendapatkan istrinya menerima dan diterima dengan
baik dan bahkan menjadi kesayangan orang tua dan karib kerabatnya, sungguh ia
merasakan rasa senang tiada tara.
5. Empatif dan ringan tangan
Bekerja sama dan saling menolong dalam kehidupan rumah
tangga menjadi tuntutan mendasar. Adapun sifat empatif dan ringan tangan dalam
menolong di sini lebih ditekankan pada karakter seorang istri bagi masyarakat
di sekelilingnya.
Sebuah rumah tangga menjadi bagian dari satu masyarakat.
Keharmonisan satu keluarga dalam menempatkan diri di tengah masyarakat menjadi
satu kepuasan batin dan kebahagiaan tersendiri. Ketika seorang istri
menunjukkan sikap empatif dan banyak memberikan pertolongan kepada orang-orang
di sekeliling rumah, seorang suami akan mendapatkan pesona sosial pada
istrinya.
Selain itu, seorang istri yang memberikan perhatian terhadap
masyarakat sekelilingnya justru akan semakin bersikap dewasa dalam mengatasi
permasalahan rumah tangganya. Ini menjadikan suasana komunikasi dengan suaminya
di rumah lebih seimbang dan menentramkan.
6. Aktif dan produktif
Pesona sosial pada seorang istri lebih dirasakan suaminya,
ketika ia memberikan kontribusi lebih sistematis kepada masyarakatnya. Tidak
menjadi masalah pada bidang apa kontribusi ini dicurahkan, pada pendidikan,
kesehatan, perekonomian, kesejahteraan, atau beberapa sektor industri. Yang
pasti keaktifan dan produktifitas seorang istri bagi masyarakatnya menjadi daya
tarik tersendiri bagi suami.
Produktifitas ini tentu saja tidak mesti identik pada jauh
meninggalkan urusan rumah tangga. Saya sendiri melihat, basis dari segala
aktifitas sosial seorang istri itu adalah bagaimana ia menjadi aktifis yang
memiliki visi terbangunnya keluarga-keluarga yang sehat, cerdas dan sejahtera.
7. Cerdas dan kreatif
Kepribadian seorang manusia itu terus berkembang dan tumbuh
menuju kematangan tatkala proses belajar terus menyertainya. Dari waktu ke
waktu istri pembelajar akan selalu menghadirkan kemenarikan yang baru. Satu
hari tiba-tiba dia memasak kue bolu amat lezat, yang belum pernah disajikan
kepada keluarganya. Di kesempatan lain dia mengisahkan baru lulus kursus
Qiraati -satu metoda belajar membaca al-Quran-, karena memang dibutuhkan untuk
menyertai perkembangan salah satu sisi pendidikan anak-anak. Atau ketika dia
mengikuti kegiatan senam kebugaran dengan tekun, yang memang membuat tubuhnya
bugar dan menambah vitalitas hubungan dengan suaminya.
Kecerdasan itu bergabung dengan kreatifitas dan berjalan
seiring. Kreatifitas dalam mengelola rumah tangga menjadi pesona tiada batas
bagi pasangan suami-istri. Dengan daya kreatif ini, segala masalah bisa
dihadapi secara cerdas dan tepat.
8. Tekun dan ikhlas beribadah
Puncak dan sekaligus landasan bagi segala daya tarik seorang
istri adalah pada ketekunannya menjalankan ibadah dan mengikhlaskan segala
cinta, aktifitas dan kerja-kerjanya semata untuk mengharapkan keridhoan Ilahi.
Pada karakter ini seorang istri adalah individu yang independent dari siapapun,
termasuk dari suaminya. Ia akan menggapai kemuliaan dirinya di hadapan Allah
Penguasa Alam Semesta dan di hadapan segenap makhlukNya, termasuk di hadapan
suaminya.