BimbinganIslam.com
Selasa, 2 Rajab 1436 H / 21 April 2015 M
Ustadz Abdullāh Roy, MA
Silsilah Belajar Tauhid
Halaqah 03 | Bahaya Kesyirikan
~~~~~~~~~~~~~~~
⬇ Download Audio dan Transkrip
http://goo.gl/iWEn9a
~~~~~~~~~~~~~~~
BAHAYA KESYIRIKAN
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين
Halaqah yang ketiga adalah tentang bahaya kesyirikan.
Akhil karīm, tauhid adalah amalan yang paling Allāh cintai, sebaliknya syirik yaitu menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta'āla di dalam beribadah adalah amalan yang sangat Allāh murkai.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla memang Maha Pengampun, akan tetapi bila seseorang meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik besar kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak akan mengampuni dosa syirik tersebut.
Orang tersebut akan kekal di neraka selama-lamanya dan tidak ada harapan baginya untuk masuk ke surganya Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Sungguh ini adalah sebuah kerugian yang tidak ada kerugian lebih besar daripada kerugian ini.
Allāh berfirman :
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ ﺩُﻭﻥَ ﺫَٰﻟِﻚَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ۚ
’’Sesungguhnya Allāh tidak akan mengampuni dosa syirik dan masih mengampuni dosa yang lain bagi siapa yang dikehendakinya". (An Nisa 48)
Allāh juga berfirman:
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِالله فَقَدْ حَرَّمَ الله عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَار
‘’Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Allāh maka Allāh mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka dan tidak ada penolong bagi orang –orang yang zhalim". (QS Al Maidah 72)
Oleh karena itu, hati-hatilah saudaraku dengan dosa yang satu ini, terkadang seseorang terjerumus ke dalam dosa ini sedangkan dia tidak menyadarinya.
Bentengilah dirimu dengan perisai ilmu yaitu ilmu agama, belajarlah dan berdoalah kepada Allāh.
Berdoalah kepada Allāh dengan sejujur-jujurnya, semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla melindungi kita dan juga keluarga kita dari perbuatan syirik ini.
Itulah halaqah yang ketiga dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين
Akhūkum Abdullah Roy
________________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut :
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
Kaum 'FEMINIS' bilang susah jadi wanita...
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
4. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
5. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
6. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
7. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.
Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA".
❓Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)...?
1. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya...?
2. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, Ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.
3. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggung-jawabkan terhadap 4 wanita:
▶ Isterinya
▶ Ibunya
▶ Anak perempuannya
▶ Saudara perempuannya
4. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya DITANGGUNG oleh 4 orang lelaki:
▶ suaminya
▶ Ayahnya
▶ Anak lelakinya
▶ Saudara lelakinya
5. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja:
》 Shalat 5 waktu
》 Puasa di bulan Ramadhan
》 Taat kepada suaminya
》 Menjaga kehormatannya
⭐ Masya ALLAH... ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita... !!
☁ KELEMAHAN WANITA ITU ADALAH: "Wanita selalu lupa betapa berharga dirinya"
Kemuliaan Wanita...
WANITA...
Ia adalah makhluk yang mulia, di saat kecil memberi pahala besar untuk orang tuanya...
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda...
Siapa yang memiliki dua saudari atau dua anak wanita, lalu ia berbuat baik kepada keduanya, maka aku dan ia di dalam surga seperti ini, beliau menggandengkan dua jarinya (HR Al Khathib)
DISAAT MENJADI ISTRI...
Ia menjadi ladang pahala untuk suaminya, mengangkatnya menjadi manusia terbaik...
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda...
Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik untuk istrinya (HR Bukhari dan Muslim)
KETIKA MENJADI IBU...
Ia amat mulia dan haknya amat agung. Ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, siapakah manusia yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?
Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda...
Ibumu...
Kemudian siapa?
Ibumu...
Kemudian siapa?
Ibumu lalu bapakmu...
(HR Bukhari)
Wahai wanita...
Sadarkah bahwa kalian makhluk yang mulia...
Maka janganlah kamu campakan kemuliaanmu...
Semoga Allah senantiasa menjagamu...
✏ Ditulis oleh Ustadz Badrusalam
�� BimbinganIslam.com
Senin, 1 Rajab 1436 H / 20 April 2015 M
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Kitābul Jāmi' | Bulughul Maram
�� Hadits ke-2 | Pandanglah Orang yang di Bawahmu dalam Masalah Dunia
⬇ Download Audio dan Transkrip
�� http://goo.gl/iWEn9a
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Para ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Kita lanjutkan hadits berikutnya,
HADITS 2
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي اللّه عنه قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم أُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ عَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
Dari Abu Hurairah radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: “Lihatlah kepada yang dibawah kalian dan janganlah kalian melihat yang diatas kalian sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allāh yang Allāh berikan kepada kalian".
(Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, hadits ini mengajarkan kita dalam masalah dunia hendaknya kita melihat ke bawah, bagaimanapun kekurangan yang ada pada diri kita dalam masalah dunia, pasti masih ada orang-orang yang lebih parah daripada kita.
Lihatlah kita sekarang dalam keadaan sehat alhamdulillah. Kalau kita melihat ke bawah, betapa banyak orang yang sakit, betapa banyak orang yang terkapar di tempat tidur tidak bisa bergerak karena sakit. Kemudian betapa banyak juga orang yang cacat yang lebih parah dari kita lebih banyak. Dan seorangpun kalau diapun sakit masih ada yang lebih parah sakitnya. Senantiasa pasti ada yang lebih menderita daripada apa yang kita rasakan.
Kalau kita selalu melihat ke bawah dalam masalah kesehatan saja, maka kita akan senantiasa bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan ini memang berat. Senantiasa bersyukur bukan perkara yang mudah.
Oleh karenanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
Hanya sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur. (Saba':13)
Kita berdo'a semoga Allāh menjadikan kita termasuk dari hamba-hamba Allāh yang sedikit tersebut.
Dan diantara hal yang membuat kita senantiasa bersyukur, melihat ke bawah dalam masalah dunia.
Demikian juga masalah harta, misalnya, kita mungkin punya kendaraan yang mungkin kurang bagus, tetapi masih banyak orang dibawah kita yang kendaraannya lebih jelek daripada kendaraan milik kita.
Dan bisa jadi masih banyak orang yang hanya memiliki motor atau memiliki sepeda bahkan. Masih banyak orang yang hanya bisa berjalan kaki, tidak memiliki kendaraan sama sekali maka dalam hal dunia kita lihat ke bawah, jangan kita lihat ke atas. Karena dunia kalau lihat ke atas maka tidak akan ada habisnya. Maka Rasūlullāh melarang untuk melihat ke atas masalah dunia.
Dunia tidak akan pernah habisnya, orang yang mencari dunia akan senantiasa haus akan dunia. Maka terkadang kita heran tatkala melihat ada seorang sudah tua, umur sudah 60 tahun atau 70 tahun atau bahkan 80 tahun, namun masih sibuk tenggelam dalam dunia, masih memikirkan ini memikirkan anu, kapan dia mau istirahat? Kapan dia mau menikmati dunianya sementara dia terus mencari dunia dan demikian terus kehidupannya.
Mungkin kita heran, tapi dia sendiri tidak heran. Kenapa? Karena memang tidak ada rasa batas terakhir masalah kepuasan dunia. Seorang kapan mendapatkan sesuatu dia masih mencari yang lain lagi.
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ
"Seandainya anak Adam memiliki 2 lembah emas maka dia akan mencari lembah yang ke-3 dan dia tidak akan berhenti kecuali kalau pasir sudah dimasukkan dalam mulutnya".
Kalau sudah meninggal baru dia berhenti. Dunia itu ibarat air laut yang asin. Semakin ditelan maka akan semakin membuat haus seseorang. Makanya dalam masalah dunia kita lihat dibawah agar kita senantiasa bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Berbeda halnya dengan masalah akhirat, masalah akhirat kita lihat ke atas. Allāh mengajarkan kita untuk semangat dalam masalah akhirat.
Oleh karenanya tatkala kita sholat kita mengatakan :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ
"Ya Allāh tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka".
Siapa? Mereka yaitu nabiyyiin wa shiddiqiin wasy syuhadaa wash shaalihin, jalan para Nabi, jalan para orang shidiq, para syuhada dan orang-orang shalih.
Kita disuruh untuk melihat ke atas masalah akhirat senantiasa minta petunjuk mereka, petunjuk jalan yang pernah ditempuh oleh orang-orang yang hebat-hebat seperti para Nabi, para syuhada, para shalihin.
Demikian juga Allāh mengatakan:
وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
"Dan untuk yang demikian, maka hendaknya orang-orang yang berlomba, berlomba-lombalah...". (Al Muthaffifin : 26)
Dalam masalah surga maka berlomba-lombalah.
Kata Allāh :
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
"Berlomba-lombalah dalam kebaikan". (AlBaqarah : 148)
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ
"Berlomba-lombalah untuk meraih ampunan Allāh. Dan berlomba-lombalah untuk segera meraih surga yang luasnya seluas langit dan bumi".
(Ali Imran: 133)
Dalam masalah kebaikan, dalam masalah agama maka seorang melihat ke atas sehingga dia tidak merasa puas dengan agama yang dia miliki, dia tidak merasa ujub (merasa bangga).
Bukan sebaliknya, sebaliknya orang masalah dunia lihat ke atas, masalah agama lihat ke bawah. Masalah dunia tidak pernah puas, melihat ke atas terus, sudah punya mobil masih melihat tertarik kepada mobil yang mewah, melihat tetangganya, melihat teman-temannya. Masalah agama malah justru lihat kebawah. Dia mengatakan "Ah, alhamdulillah saya sudah sholat, masih banyak orang yang tidak sholat". Ya benar memang masih banyak orang yang tidak sholat, bersyukur kepada Allāh. Tapi lihat ke atas, agar kau merasa dirimu penuh kekurangan, masih banyak orang-orang yang lebih hebat dari engkau sehingga engkau terpacu untuk mencari yang lebih dalam masalah agama.
Karenanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan :
فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ، وَأَعْلَى الْجَنَّةِ…..
"Jika engkau minta surga maka mintalah surga Firdaus, surga yang paling tinggi. Karena itulah surga yang paling tinggi".
Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk memiliki himmah 'aaliyah (semangat yang tinggi) di dalam masalah agama dan kita tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki sekarang.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan kita orang-orang yang memandang kebawah tatkala masalah dunia dan menjadikan kita orang-orang yang memandang ke atas dalam masalah agama.
Wabillahit taufiq, wassalaamu 'alaykum warahmatullahi wabarakātuh.
__________________________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
�� Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
��http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
BimbinganIslam.com
Jum'at, 27 Jumadil Akhir 1436 / 17 April 2015
Ustadz Fauzan ST, MA
Muqaddimah Bagian 1
Kajian 01 | Pentingnya Kita Belajar Agama
⬇️ download audio di http://goo.gl/h4UHH3
~~~~~~~~~~~~~~~
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله, و على آله و صحبه وَمَنْ تَبِعَ سنّة، أما بعد.
Ikhwah fiddin a'āzāniyallāhu wa iyyakum.
Pada halaqoh pertama muqaddimah bagian pertama, kita akan menjelaskan tentang pentingnya belajar agama.
Para ikhwah fiddin a'āzāniyallāhu wa iyyakum, belajar agama adalah salah satu tanda seseorang dia diberi taufiq untuk mendapatkan kebaikan.
Dimana sekarang orang-orang meninggalkan agama, meninggalkan sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang mana dia adalah sumber kebaikan dan keselamatan seseorang di dunia maupun di akhirat.
Di dalam sebuah hadits riwayat Mu'awiyah radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu beliau berkata bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :
مَنْ يُرِدِ الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ (صحيح البخاري و مسلم)
Kata Rasūlullāh: "Barangsiapa yang Allāh kehendaki kebaikan maka niscaya Allāh akan fahamkan dia dalam urusan agamanya". (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan pentingnya pemahaman di dalam agama karena dia adalah alamat kebaikan yang Allāh kehendaki dalam diri seseorang.
Dan kebalikannya, seseorang yang tidak Allāh kehendaki kebaikan pada dirinya niscaya dia tidak akan difahamkan dalam agama. Tidak akan ada keinginan untuk belajar agama, dia sama sekali tidak menoleh kepada ilmu agama, sehingga bagaimana dia akan mendapatkan kebaikan manakala dia tidak faham akan kebaikan itu sendiri.
Oleh karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, beliau mengatakan :
Dan setiap orang yang Allāh kehendaki kebaikan pada dirinya maka PASTI Allāh akan fahamkan dia dalam urusan agamanya. Dan orang-orang yang dia tidak difahami difahamkan dalam urusan agamanya maka dia tidak diinginkan kebaikan pada dirinya.
Akan tetapi, ini perlu menjadi catatan :
Tidak setiap orang yang dia difahamkan dalam urusan agamanya pasti akan dikehendaki Allāh kebaikan pada dirinya.
Kenapa? Karena kata beliau : Karena tidak cukup memahami agama, akan tetapi harus disertai dengan mengamalkan pemahaman tersebut.
Oleh karena itu ikhwah fiddin a'aazaaniyallaahu wa iyyakum, kata beliau: Pemahaman agama itu adalah salah satu syarat untuk mendapatkan keberhasilan, kemenangan, kebahagiaan, kebaikan dan seterusnya.
Oleh karena itu ikhwah fiddin a'aazaaniyallaahu wa iyyakum, bagi siapapun yang menginginkan kebaikan, keselamatan di dunia dan di akhirat:
Yang PERTAMA
Adalah dia harus mempelajari agama yang Allāh turunkan kepada rasulnya kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam karena apa yang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bawa itu adalah sumber kemashlahatan, sumber kebaikan dan sumber keselamatan di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang berpaling dari apa yang dibawa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam maka sungguh dia tidak ada kebaikan pada dirinya, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Bagaimana seseorang bisa menempuh jalan-jalan keselamatan apabila dia tidak mengetahuinya. Bagaimana dia bisa mendapatkan kebaikan berupa surga sementara dia tidak tahu jalannya.
Oleh karena itu ikhwah fiddin a'aazaaniyallaahu wa iyyakum, ini adalah pintu pertama pembuka bagi setiap orang yang menginginkan kebaikan di dunia dan di akhirat, dia harus memahami perintah Allāh dan perintah RasulNya. Dia harus faham akan agamanya karena itu adalah sumber keselamatan di dunia dan di akhirat.
Yang KEDUA
Bahwasanya pemahaman tadi tidak akan bermanfaat apabila tidak diamalkan. Ini adalah syarat kedua seseorang bisa selamat di dunia dan di akhirat, yaitu mengamalkan ilmunya, mengamalkan apa yang dia fahami. Bagaimana seseorang bisa selamat tatkala dia mengetahui jalan keselamatan akan tetapi dia tidak menempuhnya.
Oleh karena itu tidak cukup dengan memahami agama, akan tetapi kita juga mengamalkannya. Oleh karena itu kita berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla agar senantiasa diberikan pemahaman terhadap ilmu agama dan diberikan kemudahan untuk mengamalkannnya dan diberikan taufiq untuk diterima amalan-amalan kita.
Do’a dari Sunnah Rasulullah:
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي، وَعَلِّمْنِيْ مَا يَنْفَعُنِي، وَزِدِنِيْ عِلْمًا وَارْزُقْنِي فَهْمًا وَارْزُقْنِي َعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Demikian kita do'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ya Allāh berikanlah manfaat terhadap ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku dan ajarkanlah ilmu-ilmu yang bermanfaat kepadaku dan tambahkanlah ilmu dan berikanlah rizki berupa pemahaman dan berikanlah rizki berupa amal-amal yang diterima disisi Engkau.
Dan kepada Allāh lah kita berharap dan kita berdoa agar senantiasa membimbing kita di atas hidayah Islam, hidayah Iman sehingga kita bisa bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan hati yang bersih, hati yang diterima oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Demikian pertemuan pertama kita, in syā Allāh kita akan lanjutkan pada pertemuan berikutnya
و صلى الله على النّبيّنا محمد و على آله و صحبه و سلم
___________________________________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
BimbinganIslam.com
Kamis, 26 Jumadil Akhir 1436 H / 16 April 2015 M
Ustadz Abdullāh Roy, MA
Silsilah Belajar Tauhid
Halaqah 02 | Tauhid Syarat Mutlak Masuk Surga
~~~~~~~
⬇️Download Audio
http://goo.gl/xs1FIo
~~~~~~~~
TAUHID SYARAT MUTLAK MASUK SURGA
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين
Halaqah yang kedua dari Silsilah Belajar Tauhid, tauhid adalah syarat mutlak masuk ke dalam surga.
Saudaraku, orang yang menginginkan kabahagiaan di surga maka dia harus memiliki modal yang satu ini, yaitu modal BERTAUHID, tidak akan masuk ke dalam surga kecuali orang-orang yang bertauhid meskipun terkadang dia di adzab sebelumnya ke dalam neraka karena dosa yang dia lakukan.
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ الله وَرَسُوْلُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ الله الجَنَّةُ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ
’’Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh, tidak ada sekutu bagiNya dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan juga RasulNya dan bersaksi bahwasanya 'Isa adalah hamba Allāh dan juga RasulNya dan kalimatNya yang Allāh tiupkan kepada Maryam dan ruh dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan bersaksi bahwasanya surga adalah benar dan neraka adalah benar maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memasukan dia ke dalam surga, sesuai dengan apa yang telah dia amalkan‘’. (HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadits yang lain, nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
فَإِنَّ الله قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ الله
"Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah mengharamkan neraka, bagi orang yang mengatakan laa ilaaha illallah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh) yang dia mengharap dengan kalimat tersebut wajah Allāh Subhānahu wa Ta'āla. (HR Bukhori & Muslim)
Ini menunjukkan kepada kita bahwasanya modal utama untuk mendapatkan surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah dengan BERTAUHID.
Itulah halaqah yang kedua dan sampai berjumpa kembali pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين
Akhūkum Abdullah Roy
__________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut :
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
BimbinganIslam.com
Rabu, 25 Jumadil Akhir 1436 H / 15 April 2015 M
Ustadz Firanda Andirja, MA
Kitābul Jāmi' | Bulughul Maram
Hadits ke-1 | Hak Sesama Muslim (Bagian 2)
⬇ Download Audio
http://goo.gl/1kdYgx
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
قَالَ رَسُولُ اَللهِ صلى الله عليه وسلم : حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Dari Abu Hurairah Radiyallahu anhu ia berkata: Rasūlullāh Sallallāhu Alayhi Wasallam bersabda: “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada enam: jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, jika ia bersin dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ maka do‘akanlah ia dengan ‘Yarhamukallah’, jika ia sakit maka jenguklah dan jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Para ikhwan dan akhwat, kita lanjutkan pelajaran kita kemarin. Sekarang kita sampai pada hak yang ke-2 dari 6 hak seorang muslim terhadap yang lainnya.
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam :
وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ
Jika dia mengundangmu maka penuhilah undangannya.
Sebagian ulama berpendapat bahwasanya hadits ini umum mencakup segala undangan, apakah undangan makan, undangan ke rumahnya. Namun jumhur ulama (mayoritas ulama) mengatakan yang wajib dipenuhi hanyalah undangan walimah. Karena dalam hadits disebutkan: Barangsiapa yang tidak memenuhi undangan walimah, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam maka dia telah bermaksiat kepada Allah dan RasulNya. Ini menunjukknn bahwasanya memenuhi undangan walimah pernikahan maka ini hukumnya adalah wajib.
Hanya saja para ulama mengatakan jika ternyata ada udzur atau ada kemungkaran dalam walimah tersebut maka seseorang tidak wajib untuk hadir. Contohnya dalam walimah tersebut ada ikhtilat, campur laki-laki dengan wanita sementara kita tahu seorang wanita atau seorang ibu-ibu tatkala menghadiri acara walimah maka dia berhias dengan seindah-indahnya, dia bersolek dengan secantik-cantiknya. Kemudian bercampur baur dengan laki-laki hanya dilihat oleh lelaki yang lain, bisa jadi dia tidak memakai jilbab, terbuka auratnya maka dalam kondisi seperti ini, seseorang tidak wajib untuk menghadiri walimahnya.
Jika dia tahu walimahnya seperti itu, maka dia datang sebelum walimah atau dia datang setelah walimah agar menyenangkan hati saudaranya yang mengundang, bisa sebelum walimah atau sesudah walimah.
Kemudian misalnya kemungkaran yang ada misalnya dalam walimah tersebut ternyata ada khamr, ada bir, ada wine yang disebarkan maka ini juga tidak boleh menghadiri acara seperti ini.
Contohnya juga diantara kemungkaran ada di walimah misalnya nanggap penyanyi dangdut, penyanyi dangdut diundang, kemudian joget-joget kemudian menampakkan auratnya dan keindahan lekukan tubuhnya maka ini juga tidak wajib bagi kita untuk hadir.
Demikian juga misalnya ternyata dalam acara walimah tersebut yang diundang hanyalah orang-orang kaya, orang-orang miskin tidak diundang, orang-orang sekitar tetangganya tidak diundang, maka ini adalah syarruth tho'am (makanan yang terburuk), kita tidak hadir dalam acara seperti ini.
Demikian juga para ulama menyebutkan, tidak wajib kita menghadiri walimah jika ternyata untuk ke acara tersebut butuh safar, maka tidak wajib kita untuk menghadiri walimah tersebut.
Namun yang perlu saya ingatkan, jika ternyata yang mengundang acara walimah tersebut adalah kerabat kita, sepupu kita atau keluarga dekat kita maka memang dari sisi walimahnya tidak wajib tetapi dari sisi dia adalah kerabat maka kita hendaknya hadir. Kita khawatir kalau kita tidak hadir akan membuat dia marah sehingga kita bisa terjerumus dalam memutuskan silaturahmi.
Oleh karenanya, kita melihat acara walimah dari sisi walimahnya dan juga dari sisi kerabat. Kalau kerabat maka kita berusaha menghadiri meskipun harus bersafar.
Kemudian point berikutnya, yaitu yang ke-3, kata Nabi:
وَإِذَا اسْتَنْصَحَك فَانْصَحْه
Jila dia minta nashihat kepadamu maka nashihatilah dia.
Seseorang disunnahkan untuk menashihati saudaranya. Ada seorang shahabat yang mengatakan :
بَايَعْنَا رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى إِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Kami membai'at Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berjanji untuk senantiasa sholat, senantiasa membayar zakat dan senantiasa menashihati setiap muslim.
Namun kata para ulama, menashihati seorang muslim secara kita yang mulai maka hukumnya sunnah. Tetapi jika dia datang minta kepada kita nashihat maka wajib bagi kita untuk menashihatinya.
Terkadang seorang muslim datang kepada kita punya permasalahan minta nashihat maka kita kalau mampu kita nashihati. Jangan kita pelit dengan nashihat, kalau kita mampu menashihati, kasih pengarahan, kasih arahan berdasarkan pengalaman kita, berdasarkan dalil.
Ketika seorang datang pada kita mengatakan : "Ustadz, ada orang ingin melamar putri saya, bagaimana menurut antum, antumkan mengenal orang tersebut". Maka kita berusaha menjelaskan dengan jelas bahwa orang ini bagaimana kebaikannya, bagaimana keburukannya, bagaimana menurut kita bagus atau tidak, seakan-akan kita menjadi posisi sebagai dia. Ini namanya benar-benar kita seorang naashih. Benar-benar memberi nashihat bagi saudara kita. nashihat itu artinya apa? Ingin memberikan kebaikan bagi saudara kita.
Kemudian perkara berikutnya yang ke-4 kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ
Jika dia bersin, kemudian dia mengucapkan "alhamdulillah" maka jawablah dengan "yarhamukallah".
Nanti pembahasan ini secara detail akan datang pada hadits-hadits berikutnya.
Kemudian kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang ke-5:
وَ إِذاَ مَرِضَ فَعُدْهُ
Jika dia sakit maka jenguklah dia.
Ini adalah sunnah yang harus kita kerjakan dan hukumnya adalah fardhu kifayah artinya orang sakit tidak semua orang harus mengunjungi, tidak. Tapi fardhu kifayah, jika sebagian orang sudah mengunjungi, sudah cukup. Kalau ternyata saudara kita ini sakitnya lama, jangan kita mencukupkan hanya mengunjunginya sekali tapi bisa berkunjung berulang-ulang. Kita kunjungi dan bercengkrama dengan dia, menghilangkan kesedihannya, kita bawa oleh-oleh buat dia.
Bahkan para ulama mengatakan bahkan meskipun dia dalam keadaan tidak sadar. Misalnya dia pingsan, kita kunjungi dia, tidak jadi masalah. Karena paling tidak kita bisa do'akan dia meskipun dia tidak tahu tapi Allah tahu kita sudah mengunjungi dia. Atau paling tidak setelah dia siuman/tersadar, ada yang cerita tadi si fulan mengunjungimu, maka ini akan menyenangkan hatinya, ternyata si fulan perhatian sama saya sehingga dia tidak jadi berburuk sangka. Atau keluarganyapun tahu ternyata kita mengunjungi dia dan ini menyenangkan hati keluarganya.
Kemudian point yang ke-6:
وَإِذاَ ماَتَ فاتـْبَعْهُ
Jika dia meninggal maka ikutilah jenazahnya.
Dan kita tahu bahwasanya seorang yang muslim tatkala meninggal juga dimuliakan Allāh Subhānahu wa Ta'āla sehingga yang menyolatkannya akan mendapatkan pahala 1qirath. 1 qirath seperti gunung Uhud dan orang yang mengikuti jenazah sampai mengkafankannya, sampai menguburkannya, maka dia akan mendapatkan 2 qirath, yaitu masing-masing qirathnya besarnya seperti gunung Uhud.
Demikian saja, kita lanjutkan pada hadits berikutnya pada pertemuan esok hari.
Wabillaahit taufiq wal hidayah.
Wassalaamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh.
__________________________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
✏✏✏✏✏ ========================
Wahai saudaraku..
✅Taukah anda...? Salah satu amalan seseorang yg masih selalu menghantarkan pahala walaupun sudah ke alam barzah adalah memiliki anak sholeh...
Tentu untuk memiliki anak sholeh..apalagi anak yg berilmu dan bermanfaat untuk umat islam adalah melalui jerih payah yang engkau usahakan...
✅Dari mencarikan makanan untuk mereka dari yg halal..
✅Mendidik mereka baik dg usaha kita disaat dia masih bayi sampai umur sekolah...
✅serta memilihkan untuknya sekolah yg bermanfaat untuk akhiratnya.. dan tentu kita akan mendapat bagiannya..
✅Terkadang orang tua sangat menomersatukan masalah dunia.. dan menduakan masalah akhirat... padahal banyak orang kaya dari zaman dahulu hingga sekarang.. kaya bukan karena ijazahnya... lihatlah berapa juta sarjana yg nganggur... berapa ratus lulusan s2 atau s3 tidak sekaya lulusan sd... itulah rizqi Allah dibagikan dg kebijakannya..
✅Maka didiklah ia dg agama yg baik... ✅Rizqi bisa dicari... krn tabiat manusia itu lapar jika tak makan...... tp kalo sudah bodoh agama maka tidak punya keinginan mencari ilmu... apalagi menjadi ahli ilmu... krn sudah merasa tidak butuh... Maukah memiliki anak yg demikian? Fadzakkir fainna dzikro tanfaul mu'minin... Semoga menjadi bahan renungan dalam mendidik anak...
✏ Ditulis oleh Ustadz Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc حفظه الله تعالى
Sharing ; carrying : Luar biasa
MERBOT MASJID
(Kisah nyata dari Masjid di Puncak, Bogor)
Ada dua sahabat yg terpisah cukup lama; Ahmad dan Zaenal. Ahmad ini pintar sekali. Cerdas. Tapi dikisahkan kurang beruntung secara ekonomi. Sedangkan Zaenal adalah sahabat yg biasa2 saja. Namun keadaan orang tuanya mendukung karir dan masa depan Zaenal.
Setelah terpisah cukup lama, keduanya bertemu. Bertemu di tempat yg istimewa; di koridor wudhu, koridor toilet sebuah masjid megah dg arsitektur yg cantik, yg memiliki view pegunungan dg kebun teh yg terhampar hijau di bawahnya. Sungguh indah mempesona.
Adalah Zaenal, sudah menjelma menjadi seorang manager kelas menengah. Necis. Perlente. Tapi tetap menjaga kesalehannya.
Ia punya kebiasaan. Setiap keluar kota, ia sempatkan singgah di masjid di kota yg ia singgahi. Untuk memperbaharui wudhu, dan sujud syukur. Syukur-syukur masih dapat waktu yg diperbolehkan shalat sunnah, maka ia shalat sunnah juga sebagai tambahan.
Seperti biasa, ia tiba di Puncak Pas, Bogor. Ia mencari masjid. Ia pinggirkan mobilnya, dan bergegas masuk ke masjid yg ia temukan.
Di sanalah ia menemukan Ahmad. Cukup terperangah Zaenal ini. Ia tahu sahabatnya ini meski berasal dari keluarga tak punya, tapi pintarnya minta ampun.
Zaenal tidak menyangka bila berpuluh tahun kemudian ia menemukan Ahmad sebagai merbot masjid..!
“Maaf,” katanya menegor sang merbot. “Kamu Ahmad kan? Ahmad kawan SMP saya dulu?”.
Yang ditegor tidak kalah mengenali.
Lalu keduanya berpelukan.
“Keren sekali Kamu ya Mas… Manteb…”. Zaenal terlihat masih dlm keadaan memakai dasi. Lengan yg digulungnya untuk persiapan wudhu, menyebabkan jam bermerknya terlihat oleh Ahmad. “Ah, biasa saja…”.
Zaenal menaruh iba. Ahmad dilihatnya sdg memegang kain pel. Khas merbot sekali. Celana digulung, dan peci
8 didongakkan sehingga jidatnya yg lebar terlhat jelas.
“Mad… Ini kartu nama saya…”.
Ahmad melihat. “Manager Area…”. Wuah, bener2 keren."
“Mad, nanti habis saya shalat, kita ngobrol ya. Maaf, kalau kamua berminat, di kantor saya ada pekerjaan yg lebih baik dari sekedar merbot di masjid ini. Maaf…”.
Ahmad tersenyum. Ia mengangguk. “Terima kasih ya… Nanti kita ngobrol. Selesaikan saja dulu shalatnya. Saya pun menyelesaikan pekerjaan bersih2 dulu… Silahkan ya. Yang nyaman”.
Sambil wudhu, Zaenal tidak habis pikir. Mengapa Ahmad yg pintar, kemudian harus terlempar dari kehidupan normal. Ya, meskipun tidak ada yg salah dg pekerjaan sebagai merbot, tapi merbot… ah, pikirannya tidak mampu membenarkan.
Zaenal menyesalkan kondisi negerinya ini yg tidak berpihak kepada orang2 yg sebenernya memiliki talenta dan kecerdasan, namun miskin.
Air wudhu membasahi wajahnya…
Sekali lagi Zaenal melewati Ahmad yg sedang bebersih. Andai saja Ahmad mengerjakan pekerjaannya ini di perkantoran, maka sebutannya bukan merbot. Melainkan “office boy”.
Tanpa sadar, ada yg shalat di belakang Zaenal. Sama2 shalat sunnah agaknya.
Ya, Zaenal sudah shalat fardhu di masjid sebelumnya.
Zaenal sempat melirik. “Barangkali ini kawannya Ahmad…”, gumamnya.
Zaenal menyelesaikan doanya secara singkat. Ia ingin segera bicara dg Ahmad.
“Pak,” tiba2 anak muda yg shalat di belakangnya menegur.
“Iya Mas..?”
“Pak, Bapak kenal emangnya sama bapak Insinyur Haji Ahmad…?”
“Insinyur Haji Ahmad…?”
“Ya, insinyur Haji Ahmad…”
“Insinyur Haji Ahmad yang mana…?”
“Itu, yg barusan ngobrol sama Bapak…”
“Oh… Ahmad… Iya. Kenal. Kawan saya dulu di SMP. Emangnya udah haji dia?”
“Dari dulu udah haji Pak. Dari sebelum beliau bangun ini masjid…”.
Kalimat itu begitu datar. Tapi cukup menampar hatinya Zaenal… Dari dulu sudah haji… Dari sebelum beliau bangun masjid ini…
Anak muda ini kemudian menambahkan, “Beliau orang hebat Pak. Tawadhu’. Saya lah yg merbot asli masjid ini. Saya karyawannya beliau. Beliau yg bangun masjid ini Pak. Di atas tanah wakafnya sendiri. Beliau bangun sendiri masjid indah ini, sebagai masjid transit mereka yg mau shalat. Bapak lihat mall megah di bawah sana? Juga hotel indah di seberangnya? … Itu semua milik beliau... Tapi beliau lebih suka menghabiskan waktunya di sini. Bahkan salah satu kesukaannya, aneh. Yaitu senangnya menggantikan posisi saya. Karena suara saya bagus, kadang saya disuruh mengaji saja dan azan…”.
Wuah, entahlah apa yg ada di hati dan di pikiran Zaenal…
*****
Bagaimana menurut kita ?
Jika Ahmad itu adalah kita, mungkin begitu ketemu kawan lama yg sedang melihat kita membersihkan toilet, segera kita beritahu posisi kita siapa yg sebenernya.
Dan jika kemudian kawan lama kita ini menyangka kita merbot masjid, maka kita akan menyangkal dan kemudian menjelaskan secara detail begini dan begitu. Sehingga tahulah kawan kita bahwa kita inilah pewakaf dan yg membangun masjid ini.
Tapi kita bukan Haji Ahmad. Dan Haji Ahmad bukannya kita. Ia selamat dari rusaknya nilai amal, sebab ia cool saja. Tenang saja. Adem. Haji Ahmad merasa tidak perlu menjelaskan apa2. Dan kemudian Allah yg memberitahu siapa dia sebenarnya...
"Al mukhlishu, man yaktumu hasanaatihi kamaa yaktumu sayyi-aatihi"
(Org yg ikhash itu adl org yg menyembunyikan kebaikan2nya, spt ia menyembunyikan keburukan2nya)
Selasa, 24 Jumadil Akhir 1436 H / 14 April 2015 M
👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA
📘Silsilah Belajar Tauhid
🔊 Halaqah 01 | Mengapa Kita Wajib Belajar Tauhid
~~~~~~~
⬇️Download Audio
http://goo.gl/xs1FIo
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين
ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍْﻹِﻧْﺲَ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥ
’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’. (Surat AdzDzariyaat 56)
ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕَ ۖ ...
Abdulloh Roy
__________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم
AWALI PAGI DENGAN DO'A
Setiap memasuki pagi, nabi shallallahu alaihi wasallam selalu membaca do'a ini: اَللَّهُمَّ إنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً “
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang maqbul.” (HR. Ahmad (6/322)
Catatan: Terdapat korelasi yang kuat antara makna yang terkandung pada dzikir diatas dan waktu untuk membacanya.
Ummu salamah mengabarkan bahwa dzikir tersebut dibaca oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam usai mengucapkan salam pada sholat subuh, dimana pada waktu tersebut setiap orang memulai aktifitasnya.
Tiga permohonan yang termaktub dalam hadits diatas seolah menggambarkan sasaran utama yang harus digapai seorang muslim saat mengarungi harinya.
Seakan-akan dengan membaca dzikir ini ia telah menentukan apa yang harus digapai olehnya pada hari itu, sehingga dirinya termotifasi untuk mewujudkan semua itu dibawah taufiq dan bimbingan Allah.
Berbeda dengan orang yang tidak memulia paginya dengan dzikir diatas. Langkahnya tidak menentu, hidupnya seolah tak memiliki tujuan dan arah yang pasti.
Wallahu a’lam Selamat beraktifitas __________ Madinah 03-06-1436 H ACT El Gharantaly -------
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bulughul Māram
🔊 Hadits ke-1 | Hak Sesama Muslim (bagian 1)
http://goo.gl/v2dahq
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
قَالَ رَسُولُ اَللهِ صلى الله عليه وسلم : حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Jika engkau bertemu dengan dia maka berikanlah salam kepadanya.
Jika dia memanggilmu (mengundangmu) maka kamu harus memenuhi undangannya, maka penuhilah undangannya.
Jika dia minta nashihat kepada engkau maka nashihatilah.
Jika dia bersin kemudian dia mengucapkan "alhamdulillaah" maka jawablah dengan "yarhamukallaah".
Jika dia sakit maka jenguklah dia.
Jika dia meninggal maka ikutilah jenazahnya.
(Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya)
لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
أول كلام سمعت من النبي صلى الله عليه و سلم يآيها الناس أَفْشُوا
السَّلامَ بَيْنَكُمْ
______________________________
⬇ Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran