[ Istrimu Butuh Perhatianmu ]
Ada sebagian suami yang diberi keluasan rizki, sehingga ia mengucurkan kepada istri dan keluarga istri, berbagai kenikmatan dunia. Namun, ketahuilah bahwa para istri itu tidak hanya membutuhkan materi, ada yang sebenarnya lebih dia butuhkan : Perhatian.
Masih segar dalam ingatanku, kisah 2 orang jenderal yang kujumpai ketika dalam perjalanan haji beberapa tahun yang lalu. Keduanya menumpahkan isi hatinya kepadaku sambil berkata, “Ustadz, kalau urusan materi terus terang kami sampai lebih-lebih. Tapi sampaikan kepada para suami bahwa kami tidk hanya butuh materi, kami membutuhkan perhatian dari mereka.
Subhanallah..Perempuan itu bukanlah pembantu di rumah kita yang padanya setiap bulan kita memberikan gaji. Tapi isti kita adalah pendamping hidup kita, pelipur lara kita, ibu dari anak-anak kita, dia memiliki ruh dan perasaan, maka pujilah ia dan sanjunglah ia serta berikan kepadanya perhatian yang lebih. Sesungguhnya itu yang lebih ia butuhkan setelah bertahun-tahun bersamamu.
Masihkan kau ingat dengan hadits Ummu Dzar, bagaimana ia menyebutkan kebaikan suaminya, yang RasulullahShalallahu ‘alaihi wa Sallam lebih baik darinya,
“Suamiku adalah Abu Dzar. Siapakah gerangan Abu Dzar? Dialah yang memberatkan telingaku dengan perhiasan, memenuhi lemak lengan tanganku. Dia berusaha menyenangkan hatiku (dengan berbagai panggilan yang indah), sehingga akupun merasa senang dengan diriku sendiri..”
Ummu dzar menyifati bahwa suaminya benar-benar memberikan perhatian yang besar kepadanya. Dia yang pada dasarnya orang kampungan menjadi ratu di rumah Abi Dzar dengan selalu memberikan sanjungan dan pujian. Sehingga tatkala ia diceraikan oleh Abu Dzar dan bersuamikan orang lain yang sama-sama kaya dan dermawan, namun tetap Abu Dzar tidak tergantikan di hatinya.
Subhanallah..hal itu karena Abu Dzar’ selalu berusaha mengambil hati Ummu Dzar’, memanjakannya dengan perbuatan dan kata-kata yang indah dan penuh kasih sayang serta kelembutan. Hal itulah yang tidak didapatkan dari suami keduanya.
Saudaraku, sudah saaatnya bagimu untuk mengoreksi dirimu, apakah kau telah memberikan perhatian yang cukup kepada teman seranjangmu yang senantiasa bersabar menanti kehadiranmu. Turutlah dalam kegembiraannya dan tenggelamlah dalam dukanya..
(Disalin dari Buku Andai Aku Tidak Menikah Dengannya Karya Ustadz Syafiq Riza Basalamah, hal 182-184).
Oleh : Pusat Buku Sunnah
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan komentar anda di bawah ini