Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat
demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi. (QS 63 ayat 9)
Dengan
panggilan iman yang begitu sejuk di hati Allah mengingatkan hamba-Nya , jangan
sampai harta , dan anak anak termasuk perniagaan yang secara fitrah menjadi
kebangaan melalaikan kita dari dzikir , artinya ingat untuk selalu menerapkan aturan Allah.
Harta dan
anak bukan Cuma sekedar kebangaan yang
mampu menaikkan gengsi serta nilai pandang dari orang lain, bahkan mampu
menaikkan strata sosial seorang hamba, namun lebih penting dari itu keduanya
adalah amanah ,yang kelak akan di minta pertanggung jawabannya , sebagai
konsekwensi dari kita mengambil manfaat keduanya.
Kelalaian kita
dalam mengelola amanah , yang melenceng dari manajemin ilahi akan menjadikan
perniagaan kita dengan Allah berpotensi rugi besar .. rentang waktu kebahagiaan
kita menikmati dari gemilaunya harta, menikmati kebangaan dengan anak anak yang
menaikkan nilai strata sosial di mata manusia , sangat tak sebanding dengan
akibat yang Akan Allah timpakan sebagai balasan kelalaian dan kegagalan kita
dalam mengelola amanah Allah, itulah yang Allah maksud “rugi . bahkan boleh
jadi kerugian kita bukan hanya di akherat kelak namun Allah akan mulai
tampakkan di akhir akhir hidup kita.
Harta yang
tak lagi dapat membahagiakan , ketika badan mulai di hinggap berbagai penyakit
, maka tak dapat kita nikmati lagi.
Anak anak
yang jauh dari agama , tak mengenal makna berbhakti , tak dapat hadir di sisi
pembaringan saat orang tua membutuhkan kehadirannya di akhir akhir hidupnya .
Puncaknya
hartapun menjadi sengketa dari anak anak, dan keduanya menjadi musuh
Dua amanah ,
yang ketika kita lalai mengelolanya . menjadi penghartar ke neraka.... naudzu
billah , tsumma naudzu billah min dzalik.