Barang siapa yang menjamin apa-apa yang di antara dua janggutnya (lisannya) dan diantara dua kakinya kemaluan, maka aku menjaminnya dengan surga al-hadits
Ada dua syarat yang menjadi jaminan baginda Rasulullah , yang bila kita mampu memenuhi dua syarat tersebut beliau menjamin dengan surga. Sangat sederhana syarat tersebut yang diajukan Rasulullah kepada para sahabatnya umumnya kepada kita selaku ummatnya.
Bagi para sahabat yang hidup langsung di bawah bimbingan Rasulullah sangat sederhana syarat tersebut, karisma dan wibawa Rasulullah sebagai hamba yang dibesarkan dalam bimbingan wahyu, secara psikologis lebih dari mampu untuk mengarahkan para sahabat kepada sesuatu yang di inginkan Allah dan rasul-Nya, ditambah lagi tempaan batin yang kontinu dari Rasulullah telah mendongkrak loyalitas ke Imanan dan ke Islaman para sahabat , sehingga seberat apapun sebuah perintah dan larangan bukanlah sesuatu beban bagi mereka.
Namun bagaimana dengan kondisi kita sekarang sesederhana itukah makna dari hadits tersebut, suatu ketika Rasulullah berbicara dengan para sahabat, Rasulullah bersabda
“Tahukah kalian di antara ummatku yang terbaik ? para sahabat menjawab , “ mereka ya rasul ! adalah para sahabat terkemuka yang hidup sezaman dengan Engkau mereka menyertai dan berjihad bersamamu. Nabi menjawab “bukan ! ummatku yang terbaik adalah yang hidup belakangan setelah kalian, mereka jauh dari bimbinganku namun teguh memegang sunnahku.
Bukan tanpa sebab nilai plus yang diberikan Rasulullah atas ummatnya yang hidup di kemudian hari, lantaran tantangan dan kondisi lingkungankah yang membuat ummatnya mempunyai nilai lebih dari para sahabat yang hidup dan mendapat bimbingan langsung dari Rasulullah
Menjaga lisan bukanlah perkara sederhana di jaman sekarang, di mana banyak bicara seakan sudah menjadi hal penting dan kebutuhan bahkan gaya hidup lebih rusaknya lagi ghaibah/ghosif sudah menjadi bagian dari mata pencaharian, seperti acara info taimen yang telah diharamkan oleh NU, bahkan bertambah rusak lagi manakala sang korban merasa di untungkan lantaran dapat mendongkrak popularitasnya , karena ghibah yang tertuju pada dirinya seakan menjadi iklan gratis.
Bila hal demikian yang terjadi maka seakan tak ada lagi sekat yang membedakan mana ghibah dan sanjungan bahkan dengan fitnah pun perbedaannya semakin kabur, yang kita tahu saat seseorang dibicarakan aibnya bila itu benar maka itu adalah ghibah bila salah akan menjadi fitnah.
Benarlah apa yang disabdakan baginda rasul “
سلامة الانسان لحفظا للسان
Selamatlah manusia bila mampu menjaga lidahnya.
Begitu pentingnya menjaga lisan sampai seorang ulama besar pada masa tabi’et tabi’en merasa gundah ketika di tanya saat akan ke Masjid , “hendak ke mana wahai syeh ?, sang ulama merasa gundah , bagaimana ini bila aku jawab ke masjid ini berarti ria bila bukan berarti aku bohong
Jaminan ke dua adalah menjaga kemaluan, kemaluan menjadi luas maknanya kini, bukan sekedar apa yang terdapat di antara dua kaki melainkan bermakna harga diri dan kehormatan, yang bila kita lalai dalam menjaganya akan menjadi hancur martabat dan kehormatan bukan hanya bagi pelakunya namun juga bagi keluarga dan orang-orang dekatnya.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
Assalamu'alaikum............ Salam dakwah,,, Super sekali, Semoga Allah senantiasa melimpahkan Rahmat taufik dan Hidayah Nya kepada kita semua, Aamiin.............