Bakhil adalah sifat buruk yang berkaitan dengan kepemilikan harta dan pemiliknya enggan menginfakkannya, bakhil merupakan perasaan takut kehilangan harta karena dikeluarkan baik untuk amal maupun membantu orang lain, di minta atau dengan kesadaran sendiri.
Seorang Mukmin adalah yang mempunyai sifat Taawwun, saling bantu membantu di saat melihat kekurangan saudaranya , karena seorang Mukmin bagaikan satu bangunan yang harus saling menguatkan, ke tidak pantasan itulah yang membuat sifat bakhil tidak pantas berada pada diri seorang Mukmin, namun bukan sifat seorang Mukmin juga manakala selalu mengandalkan bantuan saudaranya dalam segala kebutuhannya, karena yang terbaik dan paling di cintai oleh Allah adalah tangan di atas atau pemberi bukan tangan di bawah yang selalu menadah.
Sifat bakhil akan bertambah buruk lagi manakala menyeret atau mempengaruhi pihak lain untuk melakukan hal serupa, sebagaimana firman Allah,
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (QS 107;4)
Maka termasuklah pelakunya sebagai pendusta agama, yakni ber agamanya di anggap dusta, karena sifat tersebut adalah sifat orang yang tidak beragama.
Akhlaq buruk merupakan bagian kedua yang tidak akan terkumpul dalam diri seorang Mukmin , karena kerasulan nabi Muhammad adalah menyempurnakan akhlaq
بعثت لاتمم مكارم الاخلاق
“Aku di utus untuk menyempurnakan akhlaq (al-hadits)
Akhlaq merupakan perhiasan seorang Mukmin baik dalam bertutur kata maupun bersikaf yang kita kenal sopan dan santun, yakni sopan dalam bertutur dan santun dalam bersikaf, dan kemuliyaan akhlaq tersebut juga merupakan implementasi dari hasil shalat, yakni “Tanha anil fahsyai wal mungkar, yang Allah memujinya pada diri yang Mulia, baginda SAW
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS 68;4)
Maka ahklaq yang buruk tidak pantas melekat pada diri seorang Mukmin, sebagaimana juga tidak pantasnya sifat bakhil.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan komentar anda di bawah ini