BBM (bahan bakar minyak) dalam hal ini yakni bahan bakar kendaraan yaitu bensin, akan di cabut subsidinya sebagai konsekuensi dari penyelamatan keuangan negara, sebagai rakyat kecil yang tidak paham akan manajemen tata ekonomi negeri ini yang kami tahu setelah itu harga akan naik, karena nyaris semua distribusi barang kebutuhan pokok diangkut dengan kendaraan yang bahan bakarnya naik, pak sopir tentu tak mau rugi , maka ia pasti menaikkan jasa angkutnya agar dapat menutupi biaya operasionalnya, dan pedagang tentu akan menjadikan kenaikan tersebut sebagai bagian dari modal , atau operasional usahanya.
Sebagai rakyat kecil kita juga tidak banyak tahu, masalah pelik negeri ini, yang kita tahu nyaris semua barang-barang yang kita beli telah dikenakan pajak sebagai sumber pendapatan negara non Migas, belum lagi kekayaan alam negeri ini dari hasil hutan, laut , tambang belum lagi BUMN, para punggawa negeri ini banyak yang kaya raya, baik karena jalan yang tidak halal maupun besarnya gaji dan tunjangan mereka.
Sebagai kompensasinya pemerintah akan memberikan BLT (bantuan langsung tunai), yang sasarannya “katanya, untuk rakyat Miskin, entah apa standar Miskin menurut pemerintah, karena untuk hal itu pendataannya diserahkan kepada Rt dan Rw paling tinggi kelurahan, dan celakanya lagi instansi terendah dari struktur pemerintah tersebut bukan malaikat,, setidak-tidaknya sangat jarang yang bersifat amanah maka yang nampak terlihat adalah ke tidak adilan karena yang mendapat BLT kebanyakan adalah saudara/keluarga atau kroni dari petugas pendata baik rt maupun rw yang loyal dan mendukung saat pemilihan, naudzu billah... bukan fakir miskin atau dhuafa, puncaknya adalah gesekan sosial dan kesenjangan.
Teringat ungkapan seorang Khalifah, “andai saja ada seekor unta yang tersesat di tepi sungai Efrat, maka sebagai khalifah pasti aku akan di tanya oleh Allah,. Bagaimana dengan pemimpin sekarang ? sangat jauh panggang dari api,. Teringat lagi pada kisah khalifah Umar bin Abdul Azis, yang mematikan lenteranya minyaknya yang di biayai dari kas negara, saat kehadiran putranya lantaran yang dibicarakan urusan keluarga bukan negara, mungkin ,, hanya menurut saya saja, saat inilah dimana perut bumi lebih baik dari permukaan bumi, seperti yang pernah di sampaikan oleh baginda yang mulia.
Sebenarnya bukan masalah, harga kebutuhan pokok maupun ekstra naik, yang penting di tangan kita ada uang, toh mata uang kita juga sudah tidak begitu bernilai, yang jadi masalah menghadirkan rupiah itu yang sangat sulit,. Lapangan kerja sangat sempit, membuka usaha tidak ada modal kalaupun ada harus berhadapan dengan perusahaan Ritael seperti Minimarket yang masuk ke gang gang, sementara pemerintah , tidak pernah fokus apalagi serius dalam hal ini.
Pemiskinan dan pembodohan secara sistematis, sebenarnya itulah yang tengah terjadi, ......
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
Katanya untuk menyelamatkan uang negara...padahal uang yg d korupsi gak bisa terselamatkan...ironis dan menyedihkan...