خذ العفو وأمر بالعرف وأعرض عن الجاهلين
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh. (QS 7;199)
Judul posting di atas sepertinya terkesan kejam, betapa tidak, Allah saja pemaaf kok !..tapi bila kita telaah lebih dalam apa yang saya maksudkan tentulah para pembaca akan memahaminya , intinya tidak bertentangan dengan maksud ayat di atas.
Apa 4 sifat manusia yang berkenaan dengan efek negatif dalam bersosialisasi hingga terganggunya harmonisasi.
1. Mudah marah atau tersinggung namun lama memberi maaf
2. Mudah marah atau tersinggung, namun cepat memaafkan
3. Tidak Mudah marah atau tersinggung namun saat marah lama memberi maaf
4. Tidak Mudah marah atau tersinggung namun saat marah mudah memberi maaf.
Beruntunglah orang bila sanggup menjadi yang ke empat minimal menjadi yang ke dua.
Suatu ketika ada seorang ibu yang mengeluh , ia curhat akan kekesalan hatinya betapa tidak ia telah menyesal dengan kesalahan yang ia perbuat kepada seseorang, namun ternyata orang tersebut tidak juga memberi maaf.
Saya tahu dan kenal siapa ibu ini, dalam hati saya berseru, “apa lagi yang diperbuat ibu ini !!.., karena setahu saya orang ini memang sering melakukan ghibah dan memfitnah orang, termasuk saya sendiri.
Apa yang dilakukan orang yang di fitnah ibu ini, yakni tidak memaafkan, tidaklah sepenuhnya salah , bahkan bila ia memaafkan begitu saja, justru merupakan tindakan tidak bijaksana, malah lebih pas bila di katakan meracuni, karena memaafkan dengan mudah terhadap prilaku yang melampaui batas bukanlah tindakan yang edukatif atau tindakan yang bisa menimbulkan efek jera, karena dengan mudahnya ia mengulangi dan mengulanginya lagi karena mudahnya memperoleh ampunan atau maaf.
وجزاء سيئة سيئة مثلها فمن عفا وأصلح فأجره على الله إنه لا يحب الظالمين
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dzalim. (QS 42;40)
Balasan yang setimpal kadang perlu diberlakukan meski itu bukan kesalahan yang besar di samping memang di bolehkan (renungilah hukum qisas) karena dengan hal itu orang yang berbuat salah akan berpikir ulang untuk melakukan kesalahan yang sama, itulah yang saya maksud balasan yang bersifat edukatif, adapun pemberian maaf , tentunya dengan tidak mengabaikan hukum yang berlaku, adalah untuk menghindari pembalasan yang berlebihan karena dendam itulah sebabnya Allah menjanjikan pahala yang besar.
Maka bila kita berbicara tentang salah atau dosa proses penyelesaiannya ada 4 tahap bila berkenaan dengan anak Adam (huququl adamiyyin)
1. Berhenti dari kesalahan yang diperbuatnya
2. Menyesali kesalahannya
3. Minta maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali
4. Mengembalikan haknya.
Saya yakin apa yang dilakukan oleh ibu tersebut baru tiga tahap yakni, ia belum mengembalikan hak orang yang di fitnah atau ia dzolimi haknya.
Lalu apakah hak itu ? dalam kitab bulughul maram bab hak seorang Muslim (kitabuj Jami’) hak itu ialah, sesuatu yang harus ditunaikan yang tidak boleh ditinggalkan, hak itu bisa kongkrit bisa abstrak, kongkrit manakala berbentuk benda maka harus dikembalikan kepada yang berhak, dan itu mudah bahkan bila rusak bisa di ganti, namun bagaimana bila abstrak ? tidak ada bentuknya namun sangat penting bagi si korban, yakni nama baik yang hancur dan sudah tersebar ke mana-mana , ada sebuah ungkapan yang merupakan inspirasi dari potongan sebuah ayat , katanya
“fitnah lebih kejam dari pembunuhan.
Ungkapan di atas penjelasannya ialah, bila terjadi pembunuhan maka korbannya hanya satu, yakni yang di bunuh, namun apabila di fitnah korbannya sangat bias, yakni siapa saja yang ada hubungannya dengan yang di fitnah, baik itu keluarga, kerabat, teman bahkan tetangga ikut merasakan malunya.
Mengembalikan HAK !.. itulah yang harus dilakukan, dalam hal ini ialah membersihkan nama baik orang yang telah di fitnah atau di ghaibah sebanyak dan sejauh kabar itu tersiar , yakni berapa orang yang termakan oleh fitnah atau ghaibah itu dan sejauh mana kabar bohong itu tersebar, SULIT !..oleh karena itulah lisan seorang mukmin harus menjadi makmum dari hati nuraninya,
سلامة الانسان لحفظ اللسان
Manusia akan selamat bila bisa menjaga lisannya (al-hadits)
Saat saya sampaikan nasihat ini, ada yang mengatakan “susah amat meminta maaf ? yah !.. wajar berkata begitu,karena belum pernah menjadi korbannya, sama seperti kaum liberal yang mengatakan “hukum Islam kejam !.. (maksudnya hukum qisas),tapi saat ada anggota keluarganya yang jadi korban diam-diam ia mengakui keadilan dalam hukum Islam.
Menjaga lisan !., itulah yang perlu dilakukan agar kita tidak terbelit dengan perasaan bersalah lantaran permintaan maaf selalu diabaikan, bukankah shalat sebagai ibadah formal yang utama dalam Islam salah satu fungsinya ialah agar si pelaku bisa menjaga lidahnya dari perkataan keji, dan perbuatan mungkar, bahkan diakhir shalat kita diwajibkan memberi salam yang maknanya agar kita selalu menyebarkan keselamatan dan kedamaian.
يا أيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم ولا تجسسوا ولا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه واتقوا الله إن الله تواب رحيم
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (QS 49;12)
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan komentar anda di bawah ini