pos giv

Patutkah disebut bertakwa ?

Diposting oleh Unknown | 00.08 | | 0 komentar »
من يتق الله, يجعل له مخرجا, ويرزقه من حيث لا يحتسب


(siapa yang bertakwa kepada Allah, maka akan diadakan jalan keluar(dari kesulitan) dan akan diberikan rezeki dari arah yang tidak diduga-duga)


Saat mengalami sesuatu masalah yang menghimpit kehidupan kita , ayat ini seolah menjadi penghibur yang menumbuhkan perasaan penuh harap terhadap pertolongan Allah, supaya Allah memberikan solusi terhadap problem hidup yang kita hadapi, sehingga seorang kadang bertanya, karena merasa bertakwa kepada Allah , kenapa masalah yang dihadapinya tak kunjung berlalu, bukankah Allah itu adalah Zat yang tak pernah ingkar janji ?

Allah tidak mungkin salah dengan ayat-Nya, janji-Nya pasti !.. hanya saja kita harus banyak introspeksi benarkah kita sudah layak di sebut orang yang bertakwa ? Takwa adalah strata yang sangat tinggi di sisi Allah , yang karenanya (takwa) seorang hamba menjadi sangat mulia.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (QS 49;13)

Kemuliaan takwa itulah yang mengundang bersegeranya datangnya pertolongan Allah terhadap setiap kesulitan yang kita hadapi, mungkin para ulama menyebutnya sebagai “Karomah (keluar biasaan) sebagai kompensasi dari Alah atas usahanya menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Bila kita teliti ayat Allah di atas , Allah tidak menyebut kalimat/kata “masalah , dalam konteks ayat-Nya , itulah mungkin salah satu hikmahnya, bahwa sesuatu masalah berbeda setiap kita menilainya.

Selanjutnya benarkah hal yang kita nilai sebagai masalah adalah masalah, atau mungkin karena kesempitan cara pandang kita, atau mungkin juga kita terlalu milan kolis /cengeng , bijaklah dalam menilai sesuatu hal dengan cara pandang transendental (jauh ke depan) seperti seorang petani yang kehujanan saat mengadakan kendurian/pesta, bila ia melihat kebutuhannya pada saat itu hujan menjadi masalah, namun bila ia melihat secara lebih luas ini adalah Rachmad.

Makhraja :jalan keluar, atau solusi itulah yang kita butuhkan saat mendapat masalah, di sini juga diperlukan kearifan kita dalam menilai apakah solusi sudah di temukan ? jangan seperti anak SD yang menangis karena menghilangkan mainan milik temannya, lalu kita memberikan solusi yakni dengan memberinya uang agar membelikan mainan serupa untuk menggantinya maka perkara selesai, kenapa kita tidak mencoba cara lain yakni memberikan sedikit kesibukan, awalnya dia menganggap kesibukan itu justru menambah masalah baru, lalu sebagai kompensasinya dia kita beri upah , bukankah dengan hal itu si anak mendapat dua keuntungan pertama pengalaman kerja, kedua upah yang dengan itu ia bisa mengganti mainan temannya.

Terkadang Allah memberikan jalan keluar atas sesuatu masalah dengan cara menambah masalah baru, yang dengan masalah baru itu ditemukan jalan keluarnya, itulah yang kita kenal dengan “hikmah,. Dalam dunia hiburan kita sering menonton cerita fiksi (karangan) yang sebenarnya merupakan inspirasi dari kisah nyata dengan ditambah bumbu cerita agar lebih menarik , secara umum alur cerita ,pemeran utama mendapat musibah yang datang silih berganti, tak di sangka pada musibah yang terakhir ditemukan jalan keluarnya.

Allah juga akan memberikan rezeki dari arah yang tidak di duga-duga, dengan syarat kita bertakwa, dalam hal ini juga diperlukan kearifan kita tentang hal tersebut, karena rezeki maknanya luas, yang jelas semua pemberian Allah adalah rezeki, jalan keluar yang kita dapat dari sebuah masalah itu juga rezeki,. Yang awalnya tidak kita sangka.

Akhirnya, agar kita tidak berprasangka buruk kepada Allah, selamilah makna takwa itu , lalu bertanya pada hati kita sudah patutkah saya disebut orang yang bertakwa ?
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar

Posting Komentar

Sampaikan komentar anda di bawah ini