yuk mulai sekarang perbaiki cara berjilbabnya.....!!! ^_^
Oleh: Ust. Abu Rufaid Agus Suseno, Lc
Alhamdulillah, kesadaran memakai jilbab telah mulai tumbuh
di kebanyakan wanita muslimah di tanah air kita. Memakai jilbab sudah bukan
merupakan barang aneh atau terlarang di tempat kerja. Namun, seiring dengan
perkembangan zaman dan terbukanya era globalisasi, banyak sekali dari wanita
muslim yang ingin berpakaian syar’i, mereka ingin memakai jilbab, tapi mereka
juga ingin tampil modis dan cantik. Mereka memakai jilbab karena mengikuti
trend atau agar terlihat “Islami”, terlihat lebih anggun dan cantik, atau hanya
ikut-ikutan saja. Maka mereka pun lebih mementingkan faktor keindahannya,
keanggunan dan gaya, TANPA MEMPEDULIKAN SUDAH BENAR ATAU BELUM JILBAB YANG
DIGUNAKANNYA.
Tak pelak kita dapatkan seorang wanita muslim mengenakan
kerudung yang menutupi kepala dan rambutnya, , namun berpakaian tipis dan
transparan, atau ketat sehingga menampakkan lekuk tubuhnya.
Contohnya, kepala
dibalut kerudung/jilbab, tapi berbaju atau berkaos ketat, bercelana jeans atau
legging yang mencetak lekuk tubuhnya.
Fenomena inilah yang mulai menjamur dan membingungkan
kebanyakan orang awam, sebagian mereka berkomentar “MASIH MENDING PAKAI JILBAB
GAUL DARIPADA GAK PAKE SAMA SEKALI!!” Yang lain berkomentar, “LHO, INI KAN
MASIH DALAM TAHAP BELAJAR?!”, “YANG UDAH PAKE JILBAB DIKOMENTARIN TERUS, TAPI
GIMANA SAMA WANITA YANG PAKE BIKINI? KOK GAK DIKOMENTARIN?” Dan komentar
lainnya yang terkesan benar, tapi sejatinya sangat-sangat jauh dari kebenaran.
Karena seorang muslim dituntut untuk menjalankan agama secara kaffah (total dan
sempurna).
BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG HAL FENOMENA INI?
ADAKAH DOSA DIBALIK JILBAB GAUL?
ikalau kita cermati, jilbab yang dipakai oleh wanita
muslimah itu bermacam-macam. Bisa kita bagi secara umum menjadi 3 macam jilbab,
yaitu:
- Jilbab besar,
- Jilbab biasa,
- Jilbab gaul atau jilbab “funky bin jilbab nyekek leher”
saja
Simak penjelasannya satu-persatu
- Jilbab besar adalah jilbab syar’i, yaitu jilbab yang
menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak
tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita
kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah. Pakaian syuhrah
adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di
tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal (yang dipakai seseorang
untuk berbangga dengan dunia & perhiasannya) maupun pakaian yang
bernilai rendah (yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan
dengan tujuan riya’). (Imam Asy Syaukani dalam Nailul Athar II/94)
- Adapun jilbab biasa adalah sama dengan di atas, namun
dengan ukuran yang sedang, tidak sebesar jilbab di atas. Hukum jilbab seperti
ini adalah tidak mengapa, asal sifat-sifat yang ada pada jenis pertama (menutup
seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak
ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak
berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah) masih bisa dipertahankan.
- Sedangkan jilbab gaul adalah jilbab yang lagi booming
sekarang ini. Contoh-contohnya:
Ada yang memakai kerudung dengan bawahan rok yang hanya
sebetis/ malah kain yang dipakai berbelah di depan (split), ada yang hanya
mengikatkan kerudung pada kepala tanpa menutup dada, ada yang memakai bawahan
hanya ngepas pada mata kaki dan tanpa kaos kai, ada juga yang memakai baju
berlengan panjang hingga pergelangan tangan tanpa decker/kaos tangan, sehingga
jika diangkat tangannya maka akan terlihat perhiasan yang ada di tangannya, ada
yang pakai kerudung tapi untaian rambutnya lebih panjang daripada kerudungnya
ada yang pakai kerudung “saringan tahu” karena saking tipisnya sehingga rambut
dan ikat rambutnya terlihat jelas, ada yang pakai jilbab dengan corak warna
yang mencolok sehingga bisa mencuri perhatian sekitar terutama laki-laki. Ada
yang menghiasi jilbab dengan renda dan asesoris yang mencolok seperti bros,
yang terakhir, ada yang jilbab “nyekek leher” lalu luarnya ditambah
kerudung/kain yang berbeda warna dengan yang di dalam, yang terlihat seperti
“Biarawati Nasrani” …wal iya dzubillah.
Bagi wanita muslimah yang memakai jilbab jenis ketiga ini,
apakah bisa dikatakan sudah cukup dan lebih “mending” dan baik daripada yang
tidak pakai sama sekali?
Jawabannya, justru bisa jadi wanita tersebut berdosa karena
melanggar batasan-batasan syari’at tentang jilbab dan busana muslimah. Hal ini
jika kita cermati, niscaya banyak sekali penyimpangan-penyimpangan dari jenis
jilbab “gaul” ini, antara lain:
A. JILBAB GAUL TIDAK MENUTUP AURAT SECARA SEMPURNA (HANYA
“MEMBUNGKUS” AURAT)
Aurat wanita adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak
tangan. Namun, banyak dari busana muslimah saat ini, tidak menutupi aurat
secara keseluruhan. Masih ada saja celah-celah yang menampakkan aurat mereka.
Di antara mereka masih ada yang menampakkan leher, lengan, tangan, kaki.
Padahal jilbab syar’i adalah yang menutup aurat secara sempurna, kecuali muka
dan telapak tangan saja.
Dari Abu Dawud, dari Aisyah berkata, bahwa Asma suatu kali
mendatangi Rasulullah dengan mengenakan pakaian tipis lalu Rasulullah berkata
kepadanya,”Wahai Asma’, wanita yang telah haid (maksudnya telah baligh), tidak
boleh terlihat darinya kecuali ini, beliau mengisyaratkan ke mukanya dan
telapak tangannya.” (HR.Abu Dawud no.4104)
B. JILBAB GAUL MENARIK PERHATIAN KAUM LELAKI
Di antara tujuan jilbab adalah melindungi diri dari godaan
lelaki dan menghindar dari fitnah, namun jilbab gaul justru malah menarik
perhatian kaum lelaki. Bagaimana mungkin jilbab justru menarik perhatian kaum
lelaki? Hal ini disebabkan antara lain:
- Jilbab gaul berwarna warni dan dihiasi berbagai macam
motif. Syaikh al Albani menegaskan, “Tujuan disyari’atkannya memakai jilbab
adalah untuk menutup perhiasan wanita, maka tidak masuk akal jika seorang
wanita muslim memakai jilbab yang penuh motif & hiasan”. (Jilbab Mar’ah
Muslimah: 120)
Oleh karenanya, Allah berfirman,”Dan janganlah menampakkan
perhiasannya” (QS.An Nur: 31). Keumuman ayat ini menunjukkan bahwa hiasan yang
tidak boleh ditampakkan adalah mencakup pakaian itu sendiri jika dipenuhi oleh
hiasan yang menarik perhatian kaum lelaki.
APAKAH BERARTI SEORANG WANITA MUSLIM HARUS MEMAKAI PAKAIAN
HITAM?
Tidak juga, karena kriteria pakaian bagi muslimah adalah
pakaian yang berwarna lazim atau familiar, tidak menjadi pusat perhatian.
Sehingga, jika suatu daerah justru membenci warna hitam, maka tidak mengapa dia
memilih pakaian berwarna terang seperti merah, hijau, dll jika termasuk pakaian
yang lazim dipakai.
Ibrahim an Nakha’i suatu hari bersama Alqamah mendatangi
para istri Nabi, mereka berdua mendapatkan istri para Nabi memakai pakaian
berwarna merah. (Jilbab Mar’ah Muslimah: 122)
- Jilbab gaul tipis dan transparan
Menutup aurat tidak mungkin terwujud dengan pakaian tipis
dan transparan, justru dengan pakaian tipis, akan menambah fitnah dan menjadi
hiasan bagi kaum wanita. Karenanya Nabi ï·º bersabda, ”Dua
golongan dari ahli Neraka yang tidak pernah aku lihat: seseorang membawa cambuk
seperti ekor sapi yang dia memukul orang-orang, dan perempuan yang berpakaian
tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepalanya bagai punuk onta yang bergoyang.
Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya,sekalipun ia
bisa didapatkan sejauh perjalanan sekian dan sekian.” (HR.Muslim)
Ibnu Abdil Barr mengatakan,”Makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’
(berpakaian tapi telanjang) adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis
yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota
tubuh yang wajib ditutup dengan sempurna). Mereka berpakaian, namun hakikatnya
mereka telanjang.” (Jilbab Mar’ah Muslimah: 125-126)
- Jilbab Gaul ketat, memakai jilbab itu bertujuan
menghindari fitnah, dan hal ini tak mungkin terwujud dengan memakai pakaian
ketat. Meskipun terkadang pakaian ini menutupi warna kulit, namun pakaian
seperti ini menampakkan sebagian bahkan seluruh lekuk tubuh.
- Jilbab Gaul berparfum, padahal Nabi ï·º menegaskan,”Tidaklah
seorang wanita memakai minyak wangi lalu keluar melewati sebuah kaum supaya
mereka mencium parfumnya, maka sesungguhnya wanita itu adalah pezina.”
(HR.Ahmad)
- Jilbab Gaul menyerupai wanita-wanita kafir, karena
biasanya jilbab gaul mengikuti mode yang sedang berkembang di dunia barat
kemudian dipoles sedikit dengan nuansa Islami, belum lagi dengan model yang
sedang nge- trend yang menyerupai biarawati nasrani..wal iya dzubillah
MENGAPA FENOMENA INI SEMAKIN MARAK DAN DIGANDRUNGI OLEH
SEBAGIAN REMAJA PUTERI DAN WANITA MUSLIMAH?
Boleh jadi hal ini disebabkan pengetahuan mereka yang minim
mengenai jilbab yang syar’i. Sehingga mereka hanya ikut-ikutan saja, sebab
pemahaman keIslamannya masih minim. Atau mereka termakan berbagai propaganda
musuh-musuh Islam yang ingin menggiring kaum muslimah keluar rumah dalam
keadaan “telanjang” dengan alasan emansipasi, kesetaraan gender,dll. Propaganda
lainnya yang menyebutkan bahwa jilbab hanya adat dan budaya negara Arab saja,
dsb.
Bagaimana solusinya? Tentunya dengan menanamkan pendidikan
Islam secara menyeluruh dan berkesinambungan kepada para generasi muda umat ini
dimulai dari diri mereka sendiri.
Wallahu A’lam