pos giv

Ibrah dari sebuah permainan

Diposting oleh Unknown | 18.53 | | 0 komentar »

لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم

Sungguh kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk bentuk (QS 95:4)

Apa yang terfikir dalam benak anda saat melihat topeng monyet di atas ?

Seingat saya sejak kecil pun topeng monyet  seperti  itulah atraksinya, hanya ada beberapa tambahan agar penonton tidak bosan dan tentunya disesuaikan dengan kemajuan zaman. Tapi satu hal yang perlu kita catat, apapun atraksi yang dilakukan sang monyet tak lepas dari kegigihan pelatihnya, apa yang mereka pertontonkan begitulah yang mereka latihkan, yakni bukan karena sang kera cerdas, belum pernah kita mendengar tiba-tiba seekor monyet bisa mendadak sesuatu atraksi, begitu pula atraksi lumba-lumba, beruang, singa, berang berang juga hewan-hewan sirkus yang lain..

Kalau kita berpikir kritis, kritis atau ngaco yah !...penghasilan pemilik hewan tersebut cukup lumayan dari atraksi mereka, itu artinya modal utama dari usaha tersebut adalah hewan itu sendiri, mengapa para hewan tersebut tidak mencari uang sendiri agar mereka bisa hidup layak dan sejahtera...

Jawabannya ... hewan memang tidak punya akal, mereka di anugerahi oleh Allah berupa insting, yang di wahyukan Allah kepada mereka, sebagaimana Allah juga mewahyukan kepada lebah untuk membuat sarang.

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", (QS 16;68)

Insting juga untuk mengetahui adanya sesuatu bahaya.

Bila kita mau berpikir kritis, atau istilah Qur,annya Ulul albab, maka akan banyak Ibrah atau hikmah dari peristiwa yang terjadi di sekitar kita, manusia di anugerahkan oleh Allah banyak kelebihan dan keunggulan bahkan dari malaikat sekalipun, hanya maukah kita memaksimalkan fasilitas dari Allah tersebut ?

Manusia Allah ciptakan dalam sebaik baik bentuk , baik bentuk fisik maupun psikisnya. Namun Bentuk hanyalah tampilan dzahir sebagai casing atau kemasan, karena yang bernilai adalah isi atau kontennya, sebagai seorang Mukmin yakni hatinya, karena hati tempatnya Taqwa, di hatilah Iman Allah sematkan, dan Iman serta Taqwa adalah karunia terbesar dalam hidup kita, yang tidak dapat dinilai berapa  pun nominalnya, keduanya tetap bernilai apa dan bagaimanapun bentuk kemasannya.

Muslim adalah identitas, adapun iman adalah Aqidah atau ikatan kita dengan Allah yang harus di wujudkan dalam bentuk aksi, di situlah peranan akal sangat penting untuk dapat menangkap sebuah pesan, baik itu pengalaman, pelajaran maupun yang lainnya, cekatan atau tidak tergantung tingkat kecerdasan, dan sejauh mana kita memaksimalkan akal kita selaku manusia, apakah mengalami perkembangan kecerdasan atau stagnan ?..





Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar

Posting Komentar

Sampaikan komentar anda di bawah ini