Manusia itu ada empat macam
- Orang yang faham dan ia mengerti bahwa dirinya tahu, maka itulah orang alim, maka ikutilah dia.orang tersebut adalah orang alim yang mengamalkan ilmunya, baik beramal untuk dirinya sendiri maupun ilmunya di ajarkan kepada orang lain, ia selalu menjadi contoh dalam amal dan ilmu.golongan yang pertama ini sangat sedikit
- Dan orang yang faham (tapi) ia tidak tahu bahwa dirinya tahu, itulah orang tidur maka bangunkan dia.golongan yang kedua adalah orang yang faham berilmu , ia punya potensi yang bisa di berdaya-kan untuk kemaslahatan ummat, namun ia berdiam diri dengan pengetahuannya, atau tidak menciptakan kesempatan untuk mentransfer ilmunya. golongan ini ada yang di tidurkan oleh kondisi di mana masyarakat memang tidak memanfaatkan keberadaan mereka, hingga lambat laun persaan bertanggung jawab bagi orang alim tersebut mulai pudar karena menilai masyrakat atau ummat, tidak lagi menganggap keberadaanya, dalam bahasa yang lebih mudah di fahami, bukan mencari guru yang sulit tapi yang mau belajar tidak ada.
- dan orang yang tidak faham (tapi) ia tahu bahwa dirinya tidak mengerti, itulah orang yang cerdas,. maka ajarkan dia. golongan ke tiga adalah orang yang memanfaatkan kesempatan dan peluang dalam belajar untuk menutupi ketidak tahuannya, golongan seperti ini disebut cerdas karena menginsafi akan kelemahannya dan berupaya menutupinya agar menjadi nilai plus dalam kehidupannya, yakni ia menciptakan sesuatu yang bisa di bangga-kan dengan memanfaatkan waktu dan peluang yang ada.
- Orang yang tidak mengerti/tahu (tapi) ia tidak faham bahwa dirinya tidak tahu, itulah orang yang bodoh, maka hati hati dengan mereka. golongan yang terakhir adalah golongan para taqlid buta, merasa cukup dengan satu guru, hanya dengan baca buku, tidak ada referensi yang jelas dalam ilmu dan amal, dalil atau argumentasinya mentah , dalam istilah Fuqaha , QILA WA QALA, katanya dan katanya, celakanya lagi ia merasa tahu lalu menyampaikan pada orang lain hingga DHALA WA YA DHALLU, sesat dan menyesatkan, sudah ia sendiri sesat lalu menyesatkan orang lain, terhadap golongan terakhir ini berhati hatilah kita, karena banyak di sekitar kita, dan bukan hanya dari golongan orang awan tapi juga dari golongan yang terpelajar tapi sudah disesatkan oleh rahib rahib mereka, dalam berdalil mereka meninggalkan para ulama dan lebih percaya pada kemampuan otaknya sendiri.
mudah mudahan Allah memelihara kita dari golongan yang terakhir.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan komentar anda di bawah ini