97.
Barang siapa yang mengerjakan
amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya
akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan (QS 16;97)
Jauh sebelum Amerika menerapkan anti
gender (perbedaan jenis kelamin) sebelumnya Allah sudah menetapkan “bahwa
manusia di sisi Allah tidak di nilai jenis kelaminnya, bahkan nabi bersabda
“sesungguhnya Allah tidak melihat
kepada wajah kamu, harta (atau status sosial) tapi Allah melihat kepada hatimu
(karena hati tempatnya taqwa)
Kemuliaan manusia terletak kepada
ketaqwaannya di sisi Allah, maka siapa pun yang beramal “SALEH, lalu apa shaleh
itu ? para ulama menerangkan ,bahwa “amal shaleh ialah amal yang dilakukan
dengan ikhlas dan sesuai dengan yang di contohkan baginda nabi SAW, baik itu laki
atau perempuan, maka Allah janjikan akan memberikan kehidupan yang baik.
Lalu apa hidup yang baik itu ?
hidup yang baik tentunya memiliki
makna yang sangat bias, tergantung dari sisi mana dan siapa yang menilai, namun
baik di sini tentunya, adalah baik dalam penilaian Allah, yang di peroleh sebagai
buah dari amal shalehnya, sebagai contoh diantara kehidupan baik ialah mudahnya
mendapat rizeki yang halal dan barokah, anak anak yang sehat berbakti, lingkungan kondusif hingga
tercipta suasana nyaman yang mendukung untuk kita beribadah secara Kyushu.
Maka dengan sendirinya Allah akan
memberikan kepada kita pahala yang terbaik sebagi konsekuensi dari amal shaleh yang kita kerjakan.
98. Apabila kamu MEMBACA Al Quran hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
99. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaanNya atas
orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
Untuk dapat melakukan amal shaleh
sebagaimana yang di definisikan para ulama, tentunya butuh ilmu, maka dari
sinilah kita mutlak memahami apa yang dimaksud “MEMBACA dalam ayat di atas, membaca, bukan hanya
mengucapkan rangkaian kata yang menjadi kalimat, atau istilah bahasa Arabnya mengucapkan rangkaian
kalimat yang menjadi kalam, tapi membaca mempunyai makna yang luas, seperti
saat ketika Jibril datang menyampaikan wahyu yang pertama, membaca berarti
memahami apa yang diucapkan, yang di lihat dan yang di dengar sebagi referensi
atau rujukan untuk melakukan suat amal, agar hati menjadi mantap dalam
melaksanakannya.
Itulah sebabnya kita mohon kepada
Allah perlindungan-Nya , agar dapat Istiqamah ketika mengamalkannya , dan
diberi kekuatan dalam menghadapi godaan setan yang terkutuk, karena Setan tak
akan pernah tinggal diam saat seseorang melakukan suat amalan apalagi berniat
untuk istiqamah di jalan-Nya.
Dengan ke Imanan serta keikhlasan
dalam beramal, maka godaan setan dapat kita minimalisir, karena setan tidak
akan bisa menjerumuskan seseorang yang ikhlas dalam berbuat, seperti yang diakuinya
sendiri
“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya,
Kecuali hamba-hamba Engkau
yang mukhlis di antara mereka". (QS
15: 39/40)
Tawakkal adalah bentuk lain dari Ikhlas namun mempunyai makna yang
sama, Tawakkal berarti menyerahkan hasil terakhir amal kita setelah secara
maksimal kita melakukan ikhtiarnya.
Sesungguhnya kekuasaanNya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang berpaling
kepadanya (kepada setan) dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan
Allah.
Di sini semakin jelas, bagaimana setan dapat menguasai manusia, dan
manusia macam apakah yang dapat di kuasainya, bila kita simak dengan baik ada dua
macam manusia.
Pertama : manusia yang berpaling , yakni manusia yang berada di bawah
bendera setan, masuk menjadi golongannya.
Kedua : yang bersekutu,
golongan ke dua ini lebih jahat dari golongan yang pertama, kalau golongan
pertama kesesatannya untuk dirinya sendiri, maka golongan kedua sudah sudah
bersekutu, dalam makna yang lain, “bersatu dengan setan untuk menyesatkan
manusia yang lain, sesat menyesatkan.
Maha benar Allah dengan firmannya
“4. Dari kejahatan (bisikan)
syaitan yang biasa bersembunyi,
5. Yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. Dari (golongan) jin dan
manusia. (QS 114; 4,5,6)
Wallahu a’lam bissawab.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan komentar anda di bawah ini