Memahami ayat di atas harus digandengkan dengan ayat yang sebelumnya, yakni tentang prilaku orang kafir, sebab bila tidak boleh jadi kita akan jatuh pada pemahaman JABARIAH (golongan yang beranggapan “manusia hanya wayang tanpa kehendak), lalu apakah yang menjadi penyebab tertutupnya hati mereka ? tak lain adalah karena berkaratnya dosa dalam hati mereka, hingga dosa yang semula menjadi kegundahan hatinya, sudah tiada terasa, dalam istilah lain beradaptasinya hati dengan dosa,
“dosa ialah sesuatu yang meresahkan hatimu dan kamu tidak suka manakala orang lain melihatnya”. (al-Hadits)
Allah menyebut kalimat QULUBUN sebagai sesuatu yang tertutup lebih dahulu sebelum yang lainnya, mungkin tidak lain karena hati ialah raja dalam tubuh kita, seperti dalam hadits nabi-Nya. Padahal makna QULUB itu sendiri adalah berubah, yang artinya “hati manusia semestinya bisa berubah,. Namun bila hati sudah spt yang Allah katakan dalam sebuah ayat,
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.(QS 83;14)
Bila hati sudah tetutup, maka ungkapan atau nasehat lisan akan menjadi seperti air di daun Talas, telinganya tak lagi berfungsi untuk menerima tausiah ayat ayat Allah akibat karatnya dosa di dalam hati maka sederas apapun suatu nasehat tidak akan menyentuh hatinya sebelum yang bersangkutan menyadari akan kebekuan hatinya. Dalam ayat yang lain Allah berfirman
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS 2;74)
Mengambil ilustarasi hati yang membantu , itulah hati manusia yang tak lagi bisa tersentuh kemulyaan Mau’zdah, yang tentunya merupakan jabaran dari ayat ayat Allah.
Maka selanjutnya matapun sudah tak lagi dapat menjadikan yang dilihatnya sebagai Ibrah untuk memahami kebesaran Allah, lewat musibah atau fenomina Alam, yang menurut salah seorang ulama sebagai bahasa Allah untuk mengingatkan hamba-Nya agar kembali ke lan-Nya,
Hal demikian Allah perbuat sebagai ungkapan sayang kepada hamba-hambaNya agar menyadari dosa-dosanya, apalagi kita cukup mahfum suatu musibah biasanya akan mampu meruntuhkan keangkuhan seorang hamba selanjutnya mengembalikan kesadaran spiritualnya.
Allah menutup ayat_Nya dengan “bagi mereka adzab yang besar “ tidak lain agar hamba-Nya merasa takut akan akibat dari perbuatannya, yang kelak ia harus pertanggung jawaban di hadapan Allah, bukankah Allah Maha penerima Taubat, wallahu a’lam.
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan komentar anda di bawah ini