Sebentar lagi kita akan memasuki awal tahun baru baik Hijriah maupun Masehi, hijriah , di awali perhitungan tahunnya dari Hijrahnya yang mulia nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah dengan perhitungan bulannya berdasar pada peredaran bulan dan di mulai pada awal tahun ke 17 Hijriyah oleh khalifah Umar, adapun Masehi di hitung dari kelahiran yang Mulia nabi Isa ‘alihis salam dgn perhitungan bulannya berdasarkan pada peredaran matahari.
Tahun baru hijriah yang menjadi tahun di mana awal Islam terpancar dari bumi Madinah, sudah seharusnyalah kita menyambutnya dengan rasa syukur kepada Allah, tentunya dengan menghindarkan diri kita dari maksiat , baik yang menjatuhkan kita pada dosa besar berupa syirik maupun kecil, di samping tumbuhnya kesadaran bahwa usia kita makin bertambah , yang itu berarti jatah umur kita berkurang,. Tapi yang membuat kita tak pernah habis mengerti , mengapa setiap awal tahun selalu di tandai dengan perilaku syirik, yang di bungkus dengan adat,, terlebih lagi mendapat restu dari pemuka masyarakat , bahkan ulama dengan argumentasi melestarikan nilai leluhur.
Sebagai seorang Muslim, yang di wajibkan oleh Allah untuk selalu menjaga kemurnian Aqidahnya, sudah seharusnya kita berpegang teguh kepada ajaran Rasulullah yang tak pernah salah dalam berbuat, beliau pemberi contoh yang mendapat legalitas langsung dari sang pencipta, yaitu Allah. Pada awal dakwahnya Rasulullah bahkan para nabi yang lain pun sama, bahkan tujuan dakwahnya , yaitu menyeru kepada Tauhid.
Memang tidak semua adat itu berbau syirik, tapi manakala hal itu berkaitan dengan keyakinan , maka tak diragukan lagi kesyirikannya, karena sebagian adat istiadat di negeri ini adalah peninggalan Animesme, dinamisme Hindu maupun Budha atau setidak-tidaknya hasil pembauran (Sinkretisme) antara Islam dengan kepercayaan yang lain, yang menghasilkan ajaran Kejawen.
Setiap taklim baik ibu-ibu maupun remaja tak bosan suamiku selalu menyelipkan akan pentingnya menjaga aqidah , karena di situlah letak di terima atau di tolaknya amal kita, lebih parahnya lagi yang menjadi penyakit umum umat Islam, adalah tidak atau kurang memahami Aqidahnya.
Semoga pergantian awal tahun baik Hijriyah maupun Masehi dapat kita maknai dengan sesuatu yang membawa kita kepada taqarrub kepada Allah. amin
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan komentar anda di bawah ini