Berikut beberapa alasan anak muda yang enggan berjilbab dan
sanggahan halusnya. Semoga yang belum berjilbab mendapat hidayah.
1. Saya nggak mau jilbaban! Jilbaban itu kuno | “Lha, itu
zaman flinstones, lebih kuno lagi, nggak pake jilbab”
2. Tapi kan itu hal kecil, kenapa jilbaban harus
dipermasalahin?! | “Yang besar2 itu semua awalnya dari perkara kecil yang
diremehkan”
3. Yang penting kan hatinya baik, bukan lihat dari jilbabnya,
fisiknya! | “trus ngapain salonan tiap minggu? make-upan? itu kan fisik? Dan
Islam meyakini bahwa iman itu bukan hanya perkara hati, namun juga ditunjukkan
dalam fisik atau amalan lahiriyah. Hati pun cerminan dari lahiriyah. Jika
lahiriyah rusak, maka demikianlah hatinya”
4. Jilbaban belum tentu baik | “Betul, yang jilbaban aja belum
tentu baik, apalagi yang … (isi sendiri)”
5. Saya kemarin lihat ada yang jilbaban nyuri! | “So what?
yang nggak jilbaban juga banyak yang nyuri, gak korelasi kali”
6. Artinya lebih baik jilbabin hati dulu, buat hati baik! |
“Yup, ciri hati yang baik adalah jilbabin kepala dan tutup aurat”
7. Kalo jilbaban masih maksiat gimana? dosa kan? | “Kalo nggak
jilbaban dan maksiat dosanya malah 2. Malah nggak jilbaban itu dosa besar. ″
8. Jilbaban itu buat aku nggak bebas! | “Oh, berarti lipstick,
sanggul, dan ke salon itu membebaskan ya?”
9. Aku nggak mau dibilang fanatik dan ekstrimis! | “Nah,
sekarang kau sudah fanatik pada sekuler dan ekstrim tidak mau taat”
10. Kalo aku pake jilbab, nggak ada yang mau sama aku!? |
“Banyak yang jilbaban dan mereka nikah kok”
11. Kalo calon suamiku gak suka gimana? | “Berarti dia tak
layak, bila didepanmu dia tak taat Allah, siapa menjamin dibelakangmu dia
jujur? Dan ingatlah al khobitsaatu lil khobitsiin, perempuan rusak ditakdirkan
dengan lelaki yang sama. Demikian sebaliknya.”
12. Susah cari kerja kalo pake jilbab! | “Lalu enggan taat
pada perintah Allah demi kerja? emang yang kasih rizki siapa sih? Bos atau
Allah? Dan asalnya wanita itu berdiam di rumah: wa qorna fii buyutikunna
(menetaplah kalian di rumah-rumah kalian)”
13. Ngapa sih agama cuma diliat dari jilbab dan jilbab? |
“Sama aja kayak sekulerisme melihat wanita hanya dari paras dan lekuk tubuh”
14. Aku nggak mau diperbudak pakaian arab! | “Ini simbol
ketaatan pada Allah, justru orang arab dulu (di zaman jahiliyah) gak pake
jilbab. Syari’at jilbab ini untuk seluruh wanita, bukan hanya Arab sebagaimana
ditegaskan dalam surat Al Ahzab ayat 59: “Hai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".”
15. Jilbab cuma akal2an lelaki menindas wanita | “Perasaan
yang adain miss universe laki2 deh, yang larang jilbab di prancis jg laki2″
16. Aku nggak mau dikendalikan orang tentang apa yang harus
aku pake! | “Sayangnya sudah begitu, tv, majalah, sinetron, kendalikan
fashionmu”
17. Jilbab kan bikin panas, pusing, ketombean | “Jutaan orang
pake jilbab, nggak ada keluhan begitu, mitos aja”
18. Apa nanti kata orang kalo aku pake jilbab?! | “Katanya
tadi jadi diri sendiri, nggak peduli kata orang laen…”
19. Jilbab kan nggak gaul?! | “Lha mbak ini mau gaul atau mau
menaati Allah?”
20. Aku belum pengalaman pake jilbab! | “Pake jilbab itu kayak
nikah, pengalaman tidak diperlukan, keyakinan akan nyusul”
21. Aku belum siap pake jilbab | “Kematian juga nggak akan
tanya kamu siap atau belum dear”
22. Mamaku bilang jangan terlalu fanatik! | “Bilang ke mama
dengan lembut dan santun, bahwa cintamu padanya dengan menaati Allah
penciptanya”
23. Aku kan gak bebas ke mana-mana, gak bisa nongkrong,
clubbing, gosip, kan malu sama baju! | “Bukankah itu perubahan baik?”
24. Itu kan nggak wajib dalam Islam!? | “Kalo nggak wajib,
ngapain Rasul perintahin semua wanita Muslim nutup aurat?”
25. Kasi aku waktu supaya aku yakin jilbaban dulu | “Yakin itu
akan diberikan Allah kalo kita sudah mau mendekat, yakin deh”.
Nah wahai saudariku muslimah, tunggu apalagi?
Mengenai kewajiban berjilbab sudah ditetapkan dalam Al Qur’an
yang tiap hari kita
baca,
di mana Allah Ta’ala berfirman,
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59). Ayat ini menunjukkan
wajibnya jilbab bagi seluruh wanita muslimah.
Ayat lain yang menunjukkan wajibnya jilbab,
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, …”
(QS. An Nur: 31).
Dalil yang menunjukkan wajibnya jilbab juga hadits Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Ummu ‘Athiyyah, ia berkata, “Pada dua hari raya, kami
diperintahkan untuk mengeluarkan wanita-wanita haid dan gadis-gadis pingitan
untuk menghadiri jamaah kaum muslimin dan doa mereka. Tetapi wanita-wanita haid
harus menjauhi tempat shalat mereka. Seorang wanita bertanya:, “Wahai
Rasulullah, seorang wanita di antara kami tidak memiliki jilbab (bolehkan dia
keluar)?” Beliau menjawab, “Hendaklah kawannya meminjamkan jilbabnya untuk
dipakai wanita tersebut.” (HR. Bukhari no. 351 dan Muslim no. 890)
Dalam Lisanul ‘Arob, jilbab adalah pakaian yang lebar yang
lebih luas dari khimar (kerudung) berbeda dengan selendang (rida’) dipakai
perempuan untuk menutupi kepala dan dadanya.[1] Jadi kalau kita melihat dari
istilah bahasa itu sendiri, jilbab adalah seperti mantel karena menutupi kepala
dan dada sekaligus.
Semoga Allah beri hidayah demi hidayah bagi yang belum
berjilbab.
@ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, Ba’da Shubuh, 17 Rajab 1433 H
Penyusun: Muhammad Abduh Tuasikal
www.remajaislam.com
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas
0 komentar
Posting Komentar
Sampaikan komentar anda di bawah ini