pos giv

Yuuk berjilbab...!! (bagian ke1)

Diposting oleh Unknown | 05.39 | | 0 komentar »




Andai saja ayat yang melarang minuman keras turun langsung berbentuk larangan, maka para sahabat yang sudah sejak lama menjadikan khamar sebagai tradisi dan kebanggaan akan sock dan down.

Tapi Allah Maha Mengetahui tingkat keimanan para sahabat yang masih lemah, maka ayat yang melarang tentang hal tersebut turun secara bertahap, dari mubah, makruh, lalu haram bahkan najis bagian dari prilaku setan.

Begitu pun bagi akhwat yang belum mau menutup auratnya, mungkin kalau langsung sesuai syareat akan timbul perasaan malu, kaku bahkan mungkin kegerahan dengan gamis dan jilbab yang disesuaikan dengan aturan Allah.

Tapi asalkan kita punya niat dan azam/tekad yang kuat untuk menjalankan perintah Allah yang tentunya kita semua yakini kewajibannya, pasti akan Allah bantu, tentunya dengan syarat kita berani memulainya sesegera mungkin, caranya :
tanamkan perasaan malu kita hanya kepada Allah
lakukan kewajiban kita dengan penuh ikhlas
yakinkan hati kita, bahwa kalau bukan sekarang memulainya kapan lagi, karena tak ada jaminan dari siapa pun, bahwa besok kita masih hidup.
Dan yang kita lakukan adalah wujud ketundukan kita kepada Allah.

Selanjutnya buatlah semacam grafik dan grafik yang tertinggi adalah di mana kita sudah berpakaian sesuai syar’e, buatlah tahapan waktunya hingga titik yang kita targetkan.
Yang terakhir sekali lagi..jangan menunda waktu untuk memulai, yuk !.. kita renungi firman Allah di bawah ini. (QS 33;32)
“ Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu (bersegera) berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar.

Maksud ayat di atas ialah, ketika mendapat perintah Allah, manusia terbagi menjadi tiga golongan .
Pertama : mengabaikan sama sekali, itulah ciri orang yang fasik yakni hatinya busuk terkunci dari hidayah dikarenakan perbuatannya sendiri.
Kedua : kedua : menunda-nunda itulah tanda orang dzalim , yakni orang tersebut jahat pada dirinya sendiri, ia tidak sadar bahwa perbuatan menunda-nunda kebaikan akan menyeret dirinya kelak ke neraka.
Yang ketiga : adalah golongan pilihan Allah, mereka tidak ingin ada celah tersempit pun dalam kehidupannya yang luput dari ridha Allah, pada masa Rasulullah para sahabat dan sahabiyah senantiasa saling bertanya-tanya , apakah ada wahyu yang turun ? mereka kwartir ada perintah Allah yang tidak mereka dengar, mereka kwartir ketinggalan informasi tentang wahyu, mereka adalah orang-orang beriman yang telah hak keimananya, dan kita juga bisa seperti mereka. ( bersambung )
Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar

Posting Komentar

Sampaikan komentar anda di bawah ini