pos giv

Pedagang yang jujur

Diposting oleh Unknown | 00.31 | | 0 komentar »

Pedagang yang jujur, lagi di percaya (kelak di hari kiamat) bersama para nabi. Siddiqin, syuhada dan orang –orang yang shaleh (HR Turmudzi)

Subhanallah,.. indah sekali balasannya,.namun mampukah kita mengamalkan hadits di atas ? , balasannya sesuai dengan tingkat kesulitan dalam mengamalkannya,.
“menjadi pedagang yang jujur , walau itu bisa namun tak semudah di ucapkan, pada masa rasul hidup pun, pedagang yang curang pernah beliau temui, namun bukan berarti dengan alasan itu kita lantas menyatakan “tidak mungkin bisa dalam masa sekarang ini, dengan berbagai alasan termasuk ketatnya persaingan usaha dalam berdagang, bahkan sampai ada yang mengatakan “ yang haram saja susah apalagi yang halal, naudzu bullah min dzalik.

Bila pedagang yang jujur sedemikian besar pahalanya , maka sebaliknya pedagang yang curang tentu besar juga adzabnya,.mengapa ? banyak di antaranya yang menjadi penyebab ancaman itu di antaranya.

· Pedagang bisa mempermainkan harga dengan merekayasa stok barang, (dalam prinsip ekonomi , bila stok barang berkurang & permintaan meningkat, maka barang akan naik)

· Pedagang bisa dengan leluasa Menahan stok barang, agar menjadi langka di pasaran, hingga berapa pun pembeli akan membeli karena butuh

· Mencampur barang yang bagus dengan barang rusak atau yang bermerk dengan reguler
. Mengurangi takaran , ukuran dan timbangan hal ini sering tidak di sadari oleh konsumen , karena mayoritas mereka tidak mempunyai, timbangan, takaran dan ukuran.

· Bersumpah palsu untuk melariskan dagangannya

· Menjatuhkan saingan dengan cara tidak fair

Pendek kata, pedagang bisa mempermainkan harga sesuatu barang bahkan dengan tindakan spekulasi . masih ingat fatwa ulama NU tentang haramnya Bursa (pasar mata uang) !.. karena di situlah nilai uang menjadi tidak stabil, yang berakibat pada tidak stabilnya harga barang. Masih ingat awal krisis multi dimensi ?!.. pada akhir tahun 1997, awalnya terjadi di bursa atau perdagangan mata uang, dgn membuat dollar menjadi langka di pasar uang, padahal waktu itu hutang luar negeri termasuk swasta jatuh tempo, dan mereka harus membayar hutang itu dengan dollar, dalam kondisi dollar sedang langka di pasaran, maka yang terjadi dollar naik hingga 400 % bahkan 600 % . dari 2400 menjadi hampir 19.000, asumsinya orang yang punya hutang 10 dollar pada tahun di bawah 1997 yang setelah di rupiahkan menjadi 24000 , maka ketika ia akan membayar pada tahun setelah naiknya dollar ia harus membayar dengan membeli dollar tentunya (karena hutangnya dgn dollar) dengan harga 1 dollar 15.000 berarti ia harus membayar 150.000, maka yang terjadi harga-harga pun melambung tak terjangkau karena bahan bakunya impor.

Rasulullah juga seorang pedagang, di samping jujur beliau juga mahir di bidang tersebut, pada mulanya kabilah dagang milik Siti Khadijah hanya menjual barang ke Syam dan pulang dengan onta kosong, maka setelah Rasulullah menangani bisnis Khadijah, beliau tidak membiarkan onta pulang dalam keadaan kosong, tapi beliau juga membeli barang di Syam (yang di butuhkan di Makkah) untuk di jual di Mekkah .

Memang , sebagai pedagang banyak hal-hal kecil yang sepertinya susah untuk jujur, walau bukan berarti tidak bisa, di antaranya mengatakan tidak ada pada saat ada yang akan menukar, terutama pada saat baru buka di pagi hari, atau mengatakan “tidak ada kembalian, pada saat pembeli membeli sesuatu barang dengan uang besar, atau menyembunyikan barang pada saat akan di hutang dll.

Jujur menjadi pedagang, sebenarnya adalah dambaan setiap konsumen, di mana krisis kepercayaan sedang parah-parahnya, dan sebenarnya ini adalah sesuatu celah untuk mendapatkan keuntungan baik duniawi maupun ukhrawi, pedagang yang jujur akan di cari oleh konsumen, dan mereka berasa betah untuk menjadi langganannya karena merasa tenang atau tidak di bohongi,.. maka yuk !.. mulai sekarang belajar dari yang terkecil , menjadi pedagang yang jujur, atau kita tidak takut dengan ancaman Allah.

1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
3. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
4. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, (QS 83;1 s/d 4)



Silahkan baca artikel lainnya yang terkait dengan pos di atas

0 komentar

Posting Komentar

Sampaikan komentar anda di bawah ini